Berita

Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Kalimantan Selatan yang dilanda banjir/Net

Politik

Walhi: Kalau Hanya Salahkan Hujan Dan Sungai, Jokowi Mending Tidak Usah Ke Kalsel

KAMIS, 21 JANUARI 2021 | 08:38 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kedatangan Presiden Joko Widodo untuk meninjau bencana banjir di Kalimantan Selatan justru memunculkan kritikan. Pemicunya adalah pernyataan Jokowi yang menyebut banjir banjir bandang yang terjadi di Kalsel disebabkan curah hujan yang tinggi.

“Kalau hanya menyalahkan hujan dan sungai mending Jokowi enggak usah ke Kalsel,” ucap Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/1).

Seharusnya, kata Kisworo, Jokowi hadir untuk memberikan semangat dan menguatkan para korban bencana banjir bandang tersebut.


“Seharusnya Jokowi hadir dan menguatkan hati rakyat. Selain (memastikan) penanganan korban dan menjamin keselamatan rakyatnya,” tambah Kisworo.

Dia kemudian meminta agar Jokowi bisa bersama rakyat kecil yang dirampas lahannya menjadi lahan pertambangan, hingga menyebabkan kerusakan ekologis dan menimbulkan banjir dahsyat Kalsel.

“Salah satunya berani memanggil pemilik perusahaan-perusahaan tambang, sawit, HTI, HPH. Dan kita dialog terbuka. Di hadapan rakyat dan organisasi masyarakat sipil,” tegasnya.

Kisworo sendiri sudah sering mengingatkan bahwa Kalsel dalam kondisi darurat ruang dan darurat bencana ekologis.

Dalam catatannya, Kalsel yang memiliki luas 3,7 juta Ha dan 13 Kab/Kota, 50 persen wilayahnya sudah dibebani izin tambang (33%) dan perkebunan kelapa sawit (17%). Itu belum termasuk untuk HTI dan HPH.

“Selain carut marut tata kelola lingkungan dan SDA, rusaknya daya tampung dan daya dukung lingkungan, termasuk tutupan lahan dan DAS, banjir kali ini juga sudah bisa diprediksi terkait cuaca oleh BMKG. Dan pemerintah lagi-lagi tidak siap dan masih gagap,” bebernya.

“Akhirnya rakyat lagi yang menanggung akibatnya. Sudah pandemi Covid, dihajar banjir. Sudah jatuh ketimpa tangga,” demikian Kisworo.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya