Berita

Rizal Ramli/Net

Politik

Soal Mahar Politik, Rizal Ramli: Bagi Orang Barat Itu Lucu Banget

RABU, 20 JANUARI 2021 | 19:26 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Mahar politik yang kerap terjadi dalam setiap tingkatan pemilihan umum di Indonesia menjadi satu hal yang dianggap lucu orang-orang Barat, utamanya Eropa.

Begitulah yang diungkapkan Ekonom Senior, Rizal Ramli, dalam diskusi virtual yang disiarkan melalui akun Instagramnya, Rabu (20/1).

Mulanya, sosok yang biasa disapa RR ini menceritakan pengalamannya saat berbincang dengan salah seorang Perdana Menteri Belanda yang tidak dia sebutkan namanya, soal sistem pencalonan pemimpin di negeri kincir angin tersebut.

"Saya pernah suatu waktu makan siang dengan PM Belanda. Saya tanya, 'kamu keluarin berapa duit?' Dia marah, karena dia tidak ngeluain uang sama sekali," ungkap RR saat memaparkan.

Sontak, Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini mengungkapkan politik yang terjadi di Indonesia saat ada pemilu. Yaitu, maraknya calon pemimpin yang menggunakan mahar politik untuk bisa dipilih masyarakat.

"Saya kasih tau, di Indonesia mau jadi anggota DPR keluar Rp 5 miliar. Jadi bupati harus sewa partai Rp 60 miliar, belum lain-lain. Kaget dia," terang RR.

"Jadi buat orang barat lucu banget kamu mau jadi bupati bayar, enggak masuk ke akal mereka," sambungnya.

Dari situ, RR menilai sistem pemilihan di Indonesia mesti diubah. Sebab menurutnya, demokrasi di Tanah Air sekarang ini sudah salah kaprah karena cendrung mengikuti sistem politik ala Amerika Serikat yanng dikendalikan oleh pemodal karena calon pemimpin dan partai politik dibiayai tidak oleh negara.

Berbeda, katanya dengan sistem demokrasi yang ada di Eropa yang partai politiknya dan calon pemimpinnya dibiayai oleh negara.

"Solusinya kita harus ikutin sistem di Eropa Barat. Partai politik di biayai oleh negara, bukan lagi oleh bandar atau cukong. Sehingga ketika mereka terpilih benar-benar dilayani rakyat," demikian Rizal Ramli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya