Berita

Ilustrasi Hutan Gundul/Net

Suluh

Banjir Kalsel Ulah Manusia, Bukan Cobaan Dari Tuhan

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 19:57 WIB | OLEH: AZAIRUS ADLU

Bencana banjir besar yang melanda sejumlah kawasan di Provinsi Kalimantan Selatan di awal tahun 2021 ini menjadi pertanda besar bahwa ada salah urus di kawasan Bumi Borneo tersebut.

Akibat banjit tersebut, puluhan ribu warga harus meninggalkan rumah demi keselamatan mereka.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat, banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan mengakibatkan 5 orang meninggal dunia.


Sementara itu, sebanyak 27.111 rumah terendam, dan 112.709 warga mengungsi.

Data tersebut menjelaskan, tujuh kabupaten yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut.

Usut punya usut, sejumlah pemerhati lingkungan hidup menilai bencana banjir yang melanda Kalsel bukan tanpa sebab akibat, tidak hanya bencana semata karena suratan Tuhan.

Ada perbuatan manusia dalam bencana kali ini. Ada salah urus, bencana bisa dicegah bilamana pemerintah tidak abai, tidak mudah mengobral izin konsesi lahan sehingga membuat hutan-hutan di Kalsel gundul yang berakibat fatal.

Menurut Tim tanggap darurat bencana di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), berkurangnya hutan primer dan sekunder yang terjadi dalam rentang 10 tahun terakhir disebut menjadi penyebab terjadinya banjir terbesar di Kalimantan Selatan.

Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh di LAPAN, Rokhis Khomarudin, menjelaskan antara tahun 2010 hingga 2020 terjadi penurunan luas hutan primer sebesar 13.000 hektare, hutan sekunder 116.000 hektare, sawah dan semak belukar masing-masing 146.000 hektare dan 47.000 hektare.

Sebaliknya, kata Rokhis, area perkebunan meluas "cukup signifikan" 219.000 hektare.

Kondisi tersebut, memungkinkan terjadinya banjir di Kalimantan Selatan, apalagi curah hujan pada 12 hingga 13 Januari 2020 sangat lebat berdasarkan pantauan satelit Himawari 8 yang diterima stasiun di Jakarta.

Dari penjelasan Lapan dapat disimpulkan, pembangunan areal perkebunan sawit yang ujungnya membabat hutan membuat daya dukung lingkungan di Kalsel menurun drastis.

Akibatnya, lingkungan tidak kuat menghalau potensi bencana, dalam hal ini banjir.

Pembukaan lahan sawit yang massif tanpa mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan hasilnya justru membuat warga sekitar menderita, daerah mereka rusak yang ujungnya hanya membawa derita dan kerugian.

Sudah sepatutnya pemerintah belajar dari banjir besar yang melanda Kalsel ini, tidak perlu menunggu, lakukan audit lingkungan, penyebabnya sudah jelas, lingkungan yang rusak lewat pembangunan massif yang tak terukur justru tidak membawa keuntungan.

Izin konsesi dan pajak yang dibayarkan perusahaan sawit tidak ada artinya, tidak ada gunanya bila bencana besar akhirnya melanda.

Pemasukan yang diterima dari izin dan pajak perusahaan sawit justru akan keluar untuk biaya perbaikan dan bantuan sosial daerah bencana.

Alhasil, uang tak dapat, rakyat menderita, alam pun rusak. Tidak ada untungnya sama sekali.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya