Berita

Marsekal (Purn) Chappy Hakim/Ist

Publika

Setelah SJ-182, Sekilas Tentang Dunia Penerbangan Indonesia

SENIN, 18 JANUARI 2021 | 16:59 WIB | OLEH: CHAPPY HAKIM

SETELAH dua kecelakaan fatal terjadi belakangan ini, dunia penerbangan Indonesia kembali menjadi sorotan dunia.   Apa sebenarnya yang salah dan yang harus dibenahi segera.

Dunia penerbangan menuntut disiplin yang tinggi dan sayangnya, orang Indonesia memiliki kelemahan yang sangat mendasar tentang disiplin.

Lingkungan sama sekali tidak mendukung masyarakat Indonesia untuk dapat bergiat dalam kesehariannya dengan disiplin.   Sekedar contoh sederhana saja, begitu keluar rumah, maka kita akan berhadapan dengan lalulintas yang sangat amburadul.

Hal ini merupakan masalah utama bagi mereka yang bergiat di dunia penerbangan karena penerbangan menuntut disiplin yang tinggi.

Bila di kaji ulang kebelakang, maka akan ditemukan dari banyak hasil penyelidikan penyebab terjadinya kecelakaan salah satu  penyebabnya adalah kurangnya pengawasan. Dengan demikian langkah utama untuk membenahi dunia penerbangan kita adalah tegakkan disiplin dan tingkatkan pengawasan.

Pengelolaan transportasi udara di Indonesia harus diakui masih banyak kelemahan terutama sekali unsur pengawasan.   Pengawasan seharusnya diikuti dengan law enforcement atau sanksi hukuman dengan efek jera.

Sayangnya dari segi regulasi dunia penerbangan kita belum dilengkapi dengan institusi yang memiliki  kewenangan memberi sanksi dan menjadi forum membela diri bagi pihak yang ditemukan oleh KNKT sebagai telah melakukan kesalahan dan atau kelalaian.

Dalam Undang-undang No. 1 tentang Penerbangan tahun 2009 sudah ada catatan tentang harus dibentuknya Majelis Profesi yang bertugas menindak lanjuti rekomendasi dari KNKT.

Sanksi profesi sangat diperlukan dalam upaya menimbulkan efek jera, disamping itu Mejelis juga dapat mendengar penjelasan dari pihak terkait mengenai mengapa kelalaian atau kesalahan itu dapat terjadi.

Penjelasan yang berupa “pembelaan” ini adalah sangat penting sebagai masukan atau feedback bagi KNKT, sehingga dengan demikian maka KNKT akan dapat berkembang dari waktu ke waktu menjadi lebih baik.

Khusus mengenai dihapuskannya  permenhub tentang batas usia pakai pesawat terbang di Indonesia tidak ada pengaruhnya sama sekali, karena status pesawat terbang ketika akan digunakan adalah  S (Serviceable) atau US (Unserviceable).

Laik terbang atau tidak laik terbang, worthy atau unworthy. Dalam hal ini usia pesawat terbang tidak ada korelasinya dengan penyebab terjadinya kecelakaan.   Demikian pula dicabutnya Permenhub tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan kualitas dari tingkat perawatan pesawat terbang di Indonesia.

Mengenai safety warning yang dikeluarkan oleh FAA (Federal Aviation Administration) terhadap pesawat Boeing yang lama tidak diterbangkan harus dilakukan inspeksi khusus adalah sesuatu yang biasa saja.   Semua pesawat terbang yang sudah lama tidak diterbangkan, pasti memerlukan pemeriksaan ekstra apabila hendak disiapkan untuk terbang lagi.

Ketentuan, regulasi dan prosedur tentang perawatan dan inspeksi kondisi pesawat terbang sudah ada tercantum di Maintenance Manual pesawat dan juga pada prosedur standar dari Safety Management System dalam pengelolaan pesawat terbang di Maskapai Penerbangan.

Dalam masa pandemic ini belum ada panduan standar tentang jumlah penumpang yang boleh diangkut di pesawat terbang.  ICAO Internatonal Civil Aviation Organisation dan IATA, International Air Transport Association belum mempublikasikan mengenai aturan ini.

Memang sudah ada beberapa penjelasan tentang sistem sirkulasi udara dalam kabin yang aman karena dilengkapi dengan HEPA, High Efficiency Particulate Air. Masalahnya adalah belum semua pesawat terbang dilengkapi dengan HEPA. Namun patut dicatat juga bahwa sampai dengan saat ini belum ada bukti tentang munculnya klaster penularan Covid yang berasal dari dalam kabin pesawat terbang.

Bagaimana membenahi dunia penerbangan Indonesia serta upaya memulihkan kembali kepercayaan publik, otoritas penerbangan Indonesia mempunyai pengalaman yang bagus dalam hal ini.


Setelah lebih kurang 10 tahun Indonesia dinilai tidak mampu untuk memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan sipil internasional, akhirnya Indonesia berhasil kembali menjadi negara yang dinilai memiliki kemampuan memenuhi persayaratan keselamatan penerbangan sipil internasional dan bahkan mencapai diatas nilai rata rata dunia.

Indonesia punya pegalaman ini, tinggal mengulangi saja langkah langkah yang telah pernah dilakukan itu.   Dalam hal ini diyakini bahwa disiplin dan pengawasan akan menempati prioritas yang paling tinggi yang harus dilakukan segera.

Penulis mantan KSAU dan pendiri Pusat Studi Air Power Indonesia

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya