Berita

GKR Hemas saat turun langsung meninjau dan droping air di Kaliurang/Net

Nusantara

Krisis Air, GKR Hemas Dan Mas Marrel Turun Langsung Droping Air Di Kaliurang

SABTU, 16 JANUARI 2021 | 19:45 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Meskipun di tengah musim penghujan, sekitar 700-an kepala keluarga (KK) di Kaliurang, Kelurahan Hargobinangun, Kapanewonan Pakem, Kabupaten Sleman, mengalami kesulitan air.

Krisis air yang telah berlangsung sejak sebulan terakhir itu terjadi akibat instalasi pipa air rusak diterjang banjir.

Merespon keluhan sejumlah warga, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas bersama cucunya RM Gusthi Lantika Marrel Suryo Kusumo turun langsung melakukan droping air ke sejumlah tandon komunal di Kaliurang, Jumat kemarin (15/1).

Untuk membantu mengatasi kebutuhan air bersih, Marrel bersama Komunitas Pagar Merapi dan Forum Masyarakat Kaliurang (Formak) membeli air dengan mobil tangki berkapasitas 4.000 liter. Dalam satu hari, setidaknya dibutuhkan 10 tangki air untuk kebutuhan 2.000 jiwa lebih.

"Dari penyampaian warga, sumber air ada, tapi jaringan pipanya rusak, jadi ini adalah solusi jangka pendek sebelum istalasi diperbaiki," ungkap GKR Hemas saat menyaksikan langsung distribusi air di tandon Gardu Pandang Kaliurang.

Menurut Ratu Yogyakarta yang sekaligus anggota DPD RI itu, warga Kaliurang sudah bertahun-tahun mengalami kendala air bersih. Saat musim kemarau, debit air menurun. Sementara, saat musim penghujan, instalasi kerap terseret arus.

"Itu belum kalau ada banjir lahar dingin, instalasi pipa sudah hampir dapat dipastikan akan rusak," imbuh GKR Hemas.

Dukuh Kaliurang Timur, Anggara Daniawan yang turut mendampingi keluarga keraton mengatakan, saat ini sebetulnya kebutuhan air untuk satu pedukuhan masih aman, namun pada saat debit menurun ada 3 RT yang rawan terdampak.

"Ada 90 KK, atau 250-an jiwa yang terancam krisis jika debit menurun," kata Angga.

Menurut Angga, dalam kondisi normal kebutuhan air warganya disuplai dari sejumlah mata air yang ada di lereng Gunung Merapi. Hal itu cukup menguntungkan karena sumber air relatif tidak terancam.

Kondisi berbeda dialami warga Pedukuhan Kaliurang Barat. Warga yang sebagian besar adalah pelaku industri wisata itu mengandalkan mata air yang berada tengah dan bantaran sungai. Padukuhan ini memanfaatkan tiga mata air yang instalasi pipanya melalui jalur lahar Merapi.

Dukuh Kaliurang Barat, Kecuk Sumadi menyatakan, pihaknya selama ini mengandalkan dana swadaya untuk perawatan jaringan. Saat ini, instalasi yang terseret arus belum dapat diperbaiki karena aktifitas Merapi yang sedang tinggi.

"Material untuk perbaikan sudah ada sebagian, tapi ya belum dapat dikerjakan perbaikannya. Saat ini warga mengandalkan droping dari tangki," kata Kecuk.

Menanggapi keluhan warga yang dalam satu tahun dipastikan mengalami 4 bulan krisis air, GKR Hemas menyebut persoalan air tidak hanya mengancam Kaliurang.

Ratu Hemas sempat menyinggung, krisis air juga mengancam sebagian besar masyarakat lereng Merapi akibat lenyapnya mata air sebagai dampak dari penambangan pasir.

Dia menyatakan harus ada upaya untuk melestarikan sumber-sumber air di lereng gunung. Untuk itu, perlu ada peninjauan ulang izin pertambangan pasir dan batuan di wilayah Merapi.

"Ini harus jadi perhatian pemerintah khususnya Pemkab Sleman. Karena sudah terbukti mata air semakin sulit ditemukan akibat aktifitas penambangan pasir yang sembrono," kata GKR Hemas.

Pada prinsipnya, GKR Hemas menyebut dirinya tidak anti penambangan. Namun dia mengaskan, seluruh kegiatan penambangan harus mempertimbangkam keberlangsungan mata air yang sangat dibutuhkan warga.

"Tahun ini beberapa izin pertambangan akan habis, makanya itu momentum tepat untuk penataan ulang. Karena kalau sudah menyangkut air untuk masyarakat kan sangat vital," pungkas Ratu Hemas.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya