Berita

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dan Paranormal Mbak You

Politik

Mbak You Ramal Ada Gerakan Ganti Presiden Di 2021, Ali Ngabalin: Percaya Ramalan Masuk Kategori Syirik

SELASA, 12 JANUARI 2021 | 10:45 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Percaya pada ramalan yang memprediksi sebuah kejadian di masa depan merupakan bagian dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT.

Begitu kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menanggapi ramalan dari seorang paranormal yang akrab dipanggil Mbak You tentang kondisi politik tanah air di 2021.

Dalam ramalan ini, Mbak You meramal bahwa tahun 2021 akan ada huru-hara politik yang berujung pada gerakan mengganti presiden.

Nama Mbak You sendiri sedang menjadi buah bibir setelah ramalannya mengenai kecelakaan pesawat di 2021 terbukti. Mbak You sempat meramal bahwa akan ada pesawat dengan warna merah dan biru yang mengalami kecelakaan di tahun ini.

Pada Sabtu (9/1), pesawat Sriwijaya Air JS-182 yang memiliki ciri hampir sama, yaitu punya warna merah dan biru di bagian badan pesawat, jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Ali Ngabalin menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang berisi orang-orang beragama dan beriman. Sehingga, dia yakin ramalan-ramalan semacam itu tidak akan dipercaya.

“Dalam ajaran agama itu kan sesungguhnya mempercayai suatu ramalan itu kan tidak boleh, tidak dibenarkan. Dalam Islam itu tidak dibenarkan, masuk dalam kategori syirik," ujar Ali Ngabalin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/1).

Ali Ngabalin sebagai seorang muslim, menolak semua ramalan-ramalan yang disampaikan oleh Mbak You. Termasuk ramalan soal pergantian presiden.

Baca: Selain Kecelakaan Sriwijaya Air, Paranormal Mbak You: 2021 Ada Gerakan Ganti Presiden

"Karena apa? Karena pada zaman Rasulullah SAW, orang-orang jahiliyah itu banyak banget mempercayai ramalan. Dan itu ditegur keras toh oleh Allah SWT," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya