Berita

Partai Gerindra/Net

Politik

Gabung Jokowi Dan Tersangkut Korupsi, Faktor Yang Membuat Elektabilitas Gerindra Anjlok

SABTU, 02 JANUARI 2021 | 18:18 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Elektabilitas Partai Gerindra melorot hingga anjlok di posisi keenam dalam survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan Gerindra ditinggal pemilihnya.

Pertama, Gerindra berkoalisi dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kedua, kader utama partai Edhy Prabowo (Menteri Kelautan dan Perikanan) terjerat kasus dugaan korupsi di KPK.

"Gerindra melorot karena gabung dengan pemerintah, korupsi, dan ditinggalkan oleh pendukungnya," ujar Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu saat dihubingi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/1).

Apalagi, lanjut Ujang, Gerindra belum berpengalaman misalnya dibandingkan dengan Partai Golkar. Golkar partai berpengalaman, banyak diterpa isu korupsi dan lain-lain tapo tetap bertahan di papan atas.

"Sedangkan Gerindra, belum berpengalaman di pemerintahan, sekali dihajar langsung melorot elektabilitasnya," demikian Ujang Komarudin.

Selain gabung Jokowi dan OTT KPK, publik juga menyoroti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tidak pernah muncul dalam permasalahan Habib Rizieq Shihab. Padahal, HRS dan pengikutnya mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Diduga, ini juga menjadi faktor elektabilitas Gerindra menurun.

Berikut elektabilitas parpol versi survei LKPI pada 20-27 Desember 2020:

PDI Perjuangan (17,8 persen)
Partai Golkar (15,2 persen)
Partai Demokrat (10,8 persen)
PKB (8,8 persen)
Partai Nasdem (8,1 persen)
PKS (6,9 persen)
Partai Gerindra (6,6 persen)
PSI (4,2 persen)
PAN (3,1 persen)
PPP (2,9 persen)
Partai Hanura (1,6 persen)
Parpol lain di bawah 0,5 persen.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya