Berita

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin/Net

Politik

Wajar Golkar Posisi Kedua, Gerindra Yang Belum Berpengalaman Melorot Ke Peringkat Ketujuh

SABTU, 02 JANUARI 2021 | 17:57 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Partai Golkar adalah partai politik yang selalu menjadi papan atas. Biasanya, Golkar ada di posisi pertama atau kedua.

Pemilu 2019, perolehan suara Golkar memang sedikit di bawah Partai Gerindra. Tapi ketika dikonversi menjadi suara di DPR RI, Golkar tetap berada di posisi kedua setelah PDI Perjuangan.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin tidak heran kalau ada lembaga survei yang memotret bahwa publik kembali memposisikan Golkar di posisi kedua.


"Hal yang wajar jika Golkar berada di posisi kedua. Golkar partai berpengalaman, banyak diterpa isu korupsi dan lain-lain pun biasa," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu saat dihubingi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/1).

Hari ini, Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis survei terbaru soal jajak pendapat masyarakat Indonesia terhadap pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19 dan persepsi masyarakat terhadap politik Indonesia.

Hasilnya, mayoritas publik puas dan yakin dengan usaha pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Angkanya menyentuh 76,6 persen.

Adapun soal persepsi masyarakat terhadap partai politik, Golkar berada di posisi kedua. Yang mencengangkan Gerindra, partai pimpinan Prabowo Subianto itu melorot ke posisi keenam.

Berikut elektabilitas parpol versi survei LKPI pada 20-27 Desember 2020:

PDI Perjuangan (17,8 persen)
Partai Golkar (15,2 persen)
Partai Demokrat (10,8 persen)
PKB (8,8 persen)
Partai Nasdem (8,1 persen)
PKS (6,9 persen)
Partai Gerindra (6,6 persen)
PSI (4,2 persen)
PAN (3,1 persen)
PPP (2,9 persen)
Partai Hanura (1,6 persen)
Parpol lain di bawah 0,5 persen.

Kenapa Gerindra bisa melorot jauh? Ujang Komarudin menganalisa karena Gerindra, belum berpengalaman di pemerintahan, sekali dihajar elektabilitasnya langsung melorot.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan pemilih Gerindra berkurang. Di antaranya, Gerindra berkoalisi dengan pemerintahan Joko Widodo.

Terakhir, kader utama partai yang dipercaya Prabowo, yaitu Edhy Prabowo (Menteri Kelautan dan Perikanan) terjerat kasus dugaan korupsi di KPK.

"Gerindra melorot karena gabung dengan pemerintah, korupsi, dan ditinggalkan oleh pendukungnya," demikian Ujang Komarudin.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya