Berita

Petani Sawit/Net

Bisnis

Diduga Ada Kerja Paksa, AS Larang Impor Minyak Sawit Dari Sime Darby Malaysia

KAMIS, 31 DESEMBER 2020 | 09:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) melarang impor minyak sawit yang diproduksi oleh Sime Darby Plantation karena diduga melakukan kerja paksa dan pelanggaran lainnya.

Kantor Perdagangan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menyatakan, keputusan itu diambil setelah melakukan penyelidikan intensif selama berbulan-bulan.

Direktur CBP Ana Hinojosa menuturkan, penyelidikan menunjukkan terjadinya pelanggaran terhadap pekerja, termasuk kekerasan fisik dan seksual, pembatasan pergerakan, intimidasi dan ancaman, jeratan utang, pemotongan gaji, serta kerja lembur yang berlebihan.


"Para importir harus tahu bahwa ada risiko reputasi, keuangan, dan hukum yang terkait dengan mengimpor barang-barang yang dihasilkan dari kerja paksa ke AS," ujar Hinojosa, seperti dikutip Associated Press, Kamis (31/12).

Akibat larangan tersebut, produk minyak sawit atau turunannya yang dapat dilacak ke Sime Darby ditahan di pelabuhan AS. Kiriman dapat diekspor jika perusahaan tidak dapat membuktikan bahwa barang tersebut tidak diproduksi dengan kerja paksa.

Tiga bulan sebelumnya, Washington juga memberlakukan larangan yang sama untuk perusahaan minyak sawit Malaysia lainnya, FGV Holdings karena alasan serupa.

Penyelidikan terkait kondisi hak asasi manusia pekerja di perusahaan-perusahaan itu diduga dipicu oleh petisi yang diajukan oleh kelompok nirlaba dan firma hukum.

Hasil penyelidikan AP dengan mewawancarai 130 pekerja dan mantan pekerja dari dua lusin perusahaan minyak sawit, termasuk Sime Darby menunjukkan adanya fenomena pemerkosaan hingga pekerja anak.

Sejauh ini pihak Sime Darby belum memberikan komentarnya.

AS sendiri mengimpor minyak sawit mentah senilai 410 juta dolar AS dari Malaysia pada 2020, mewakili sepertiga dari total nilai yang dikirimkan.

Minyak sawit sendiri digunakan untuk berbagai produk, khususnya sebagian besar merek kosmetik, kayu lapis, pestisida, pakan ternak, biofuel, dan bahkan pembersih tangan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya