Berita

Presiden Donald Trump/Net

Dunia

Trump Undang Ribuan Pendukungnya Untuk Gelar Aksi Di Washington Pada 6 Januari Mendatang

SELASA, 29 DESEMBER 2020 | 11:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Donald Trump mendesak para pendukungnya untuk berkumpul di Washington pada 6 Januari mendatang. Banyak yang memandang pertemuan itu adalah upaya aksi unjuk rasa untuk menekan kongres agar tidak membuktikan kemenangan pemilihan Joe Biden.

Trump tweet dua kali akhir pekan ini, meminta para pendukungnya untuk hadir dan menyebut pemilu sebagai penipuan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

"Sampai jumpa di Washington, DC pada 6 Januari, jangan sampai ketinggalan," tulisnya pada hari Minggu.

Pertemuan yang lebih tepat sebagai aksi protes itu menimbulkan kekhawatiran akan munculnya kekerasan baru setelah beberapa orang ditikam dan puluhan orang ditangkap dalam protes anti-Trump sebelumnya, termasuk Proud Boys pada 12 Desember.

Trump tampaknya berharap pengunjuk rasa dapat menekan Kongres untuk menolak jumlah akhir pemilih berbasis negara bagian dan membalikkan kekalahan dalam pemilihannya.

Ribuan pendukung dari seluruh negeri, mulai dari kelompok Women for America First, StoptheSteal, hingga pendukung Trump garis keras Proud Boys, diperkirakan memenuhi undangannya. Mereka akan turun ke ibu kota AS untuk menggaungkan klaim Trump bahwa telah terjadi kecurangan pemilih besar-besaran di balik kekalahannya dalam pemilu 3 November.

“Kita, Rakyat, harus turun ke halaman Capitol AS dan melangkah serta memberi tahu Kongres #DoNotCertify,” kata pendukung Trump lewat seruan StopTheSteal.

“Kongres tidak dapat mensertifikasi Electoral College yang curang ini,” kata mereka.

Pada pertemua 6 Januari itu, Wakil Presiden Mike Pence akan memimpin Kongres untuk membuktikan suara Electoral College yang diajukan oleh masing-masing negara bagian. Ini mewakili hasil jajak pendapat popularitas.

Dalam sidang gabungan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat, Pence akan membuka dan membaca sertifikat yang melaporkan penghitungan pemilih dari masing-masing negara bagian, dan kemudian mengumumkan pemenangnya.

Biden dari Partai Demokrat berhasil meraih 306 pemilih sementara dari Partai Republik Trump hanya memenangkan 232 suara.

Tim kampanye Trump sendiri telah kehilangan lusinan gugatan pengadilan di beberapa negara bagian yang diperebutkan, karena mereka tidak dapat menunjukkan bukti penipuan yang signifikan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Puluhan Sepeda Motor Curian Diparkir di Polsek Tambora

Kamis, 25 April 2024 | 10:05

Kereta Cepat Whoosh Angkut 200 Ribu Penumpang selama Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 | 09:56

9 Kandidat Bacalon Walikota Cirebon Siap Fit and Proper Test

Kamis, 25 April 2024 | 09:55

Usai Naikkan Suku Bunga, BI Optimis Rupiah akan Kembali ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Kamis, 25 April 2024 | 09:51

Parpol Menuduh Pemilu Curang Haram Gabung Koalisi Pemerintah

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

Demokrat Welcome PKB Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Kamis, 25 April 2024 | 09:49

KPK akan Kembali Tangkap Bupati Mimika Eltinus Omaleng

Kamis, 25 April 2024 | 09:38

Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik, Begini Caranya

Kamis, 25 April 2024 | 09:37

Pembatasan Kendaraan Pribadi Belum Tentu Atasi Macet Jakarta

Kamis, 25 April 2024 | 09:28

Berantas Judi Online Harus Serius

Kamis, 25 April 2024 | 09:22

Selengkapnya