Berita

Jam/Net

Jaya Suprana

Imperialisme Ukuran Waktu

SELASA, 15 DESEMBER 2020 | 08:34 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

MESKI abstrak namun apa yang disebut waktu senantiasa diupayakan untuk diukur oleh manusia. Homo sapiens satu-satunya mahluk hidup memiliki naluri untuk sibuk mengukur termasuk mengukur waktu. Lazimnya mahluk hidup bukan manusia bukan mengukur, namun cukup merasakan waktu saja.

Kronometri

Sains atau seni mengukur waktu disebut oleh masyarakat Barat sebagai kronometri yang lazimnya diejawantahkan dengan horologi yang berusaha mengukur waktu, baik sebagai saat maupun durasi.

Dua metode utama pengukuran waktu yang lazim digunakan masa kini adalah jam dan kalender.

Sebelumnya manusia mengukur waktu berdasar pengamatan atas sirkulasi musim, siang dan malam serta posisi bulan atau matahari di angkasa.

Peralatan yang mendahului jam mekanik, elektrik, quartz sampai atom masa kini adalah jam matahari, jam air, jam lilin, jam dupa, jam pasir, jam gnomon sampai jam obeliska.

Kronologi di samping periodisasi dan tafsir waktu masa lalu merupakan bagian hakiki dari penyusunan sejarah.

Jam

Prancis sempat bereksperimen dengan alat pengukur waktu terdiri dari 10 jam, namun akhirnya dunia tetap kembali ke jam yang menggunakan sistem seksagesimal maka terdiri dari 12 jam yang dalam sehari menjadi 24 jam, 60 menit dalam sejam dan 60 detik dalam semenit.

istem seksagesimal yang menggunakan angka 60 sebagai dasar matematika dan proses penghitungan sebenarnya sudah digunakan oleh masyarakat Sumeria dan Babilonia sekitar 2000 sebelum Masehi.

Sistem yang menyepakati satu hari satu malam terdiri dari 24 jam mulai dilembagakan masyarakat Eropa pada abad XIV yang sebenarnya sudah dipelopori oleh masyarakat Mesir kuno.

Penggunaan istilah A.M alias ante meridiem dan P.M. alias post meridiem yang membagi 24 jam menjadi 12 sebelum dan setelah pukul 12 yang berasal dari peradaban Romawi dipopulerkan ke seluruh dunia oleh Italia bukan Italia namun Inggris.

Imperialisme Kebudayaan

Ukuran yang membakukan satu detik sebagai satu detik yang kemudian dipatuhi oleh seluruh dunia yang disebut beradab berada di British Museum sebagai bukti betapa imperialisme kebudayaan Inggris menguasai dunia selaras slogan Britannia Rules The Wave!

Mohon dimaafkan bahwa saya lebih terbiasa menyebut jam dua siang sebagai pukul 14 ketimbang 2 p.m. Meski bukan berarti saya berhasil memerdekakan diri dari belenggu imperialisme ukuran waktu yang ditetapkan secara sepihak oleh Inggris yang merasa berkuasa, maka merasa berhak menentukan ukuran waktu yang wajib dipatuhi oleh seluruh bangsa di planet bumi.

Berbagai bangsa mencoba memerdekakan diri dari imperialisme ukuran waktu Britania Raya namun sampai kini masih belum ada yang berhasil.

Memang kemerdekaan bangsa Indonesia secara politis sudah diproklamirkan sejak 17 Agustus 1945 namun sampai masa kini secara kebudayaan termasuk dalam ukuran waktu masih belum merdeka.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya