Berita

Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin/Net

Politik

Novel Bamukmin: Kematian 6 Laskar FPI Konsekuensi Merealisasikan Islam Yang Kafah

SENIN, 14 DESEMBER 2020 | 09:31 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Penahanan Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan salah satu ciri kezoliman dari rezim Joko Widodo.

Begitu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Novel Bamukmin, usai penetapan tersangka yang diikuti penahanan terhadap Habib Rizieq oleh Polda Metro Jaya.

"Kalau tidak zolim, ya bukan rezim ini namanya. Semua sudah paham dan bicara bagaimana yang namanya hukum di rezim ini adalah hukum semaunya penguasa sajalah, yang tidak sejalan mereka kerjain habis. Apalagi yang membela agama dan Pancasila, menjadi sasaran empuk untuk dimangsa demi untuk para cukongnya," tegas Novel Bamukmin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/12).


Lanjut Novel, setelah Habib Rizieq ditahan, umat Islam dan ulama langsung bergerak. Bahkan telah menyatakan siap untuk menyerahkan diri untuk ditahan seperti Habib Rizieq.

Sehingga Novel pun menilai, wafatnya 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) dan penahanan Habib Rizieq adalah risiko dari menegakkan Islam yang rahmatan lil alamain, yang kafah sesuai para pejuang pendiri negara Indonesia.

"Sebagai kecintaan kepada ulama, apalagi ulamanya cucu Rasulullah yang sudah tidak diragukan lagi pembelaan terhadap negara, agama, dan Pancasila sebagai realisasi Islam yang rahmatan lil alamin dan demi tegaknya Islam yang rahmatan lil alamin yang kafah," pungkas Novel.

Habib Rizieq ditahan setelah disangkakan melakukan penghasutan dalam kasus kerumunan di Petamburan. Ancaman hukuman yang lebih dari 5 tahun membuat polisi merasa perlu untuk menahan Habib Rizieq.

Sementara berdasarkan rekonstruksi yang dilakukan polisi, tergambar bahwa kematian 6 anggota FPI terjadi karena mereka melakukan perlawanan dan mencoba merampas senjata dari petugas.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya