Berita

Netty Prasetyani Aher/Net

Politik

Netty Aher Desak Pemerintah Beri Penjelasan Jujur Atas Meninggalnya 6 Laskar FPI

RABU, 09 DESEMBER 2020 | 09:14 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertanyakan kehadiran negara dalam insiden meninggalnya anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak mati pada Senin (7/12) dinihari.

Ketua DPP PKS Netty Prasetyani Aher meminta pemerintah untuk memberikan penjelasan yang utuh kepada keluarga mereka.

"Sebagai seorang Ibu, saya dapat membayangkan bagaimana perasaan Ibu atau keluarga mereka. Jadi, negara harus memberikan penjelasan yang transparan dan jujur kepada keluarga almarhum," kata Netty kepada wartawan, Rabu (9/12).

Istri mantan Gubernur Jawab Barat Ahmad Heryawan itu mengaku prihatin dan menyesalkan terjadinya penembakan yang merenggut nyawa warga negara tersebut. Seharusnya, kata dia, cara-cara persuasif dilakukan dalam penanganan setiap kejadian.

“Jika diukur sebagai ancaman, bukankah ada prosedur melumpuhkan tanpa harus menembak mati? Mereka toh tidak dalam pengejaran sebagai teroris," kata Netty
 
Menurut Netty, peristiwa pengadangan dan penembakan ini mengundang sorotan besar dari masyarakat dan pejabat publik. Bahkan beberapa pihak meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta Independen atas insiden tersebut.
 
"Saya meminta agar kasus ini dibuka dan diselesaikan dengan transparan. Ada banyak pertanyaan publik yang belum terjawab. Misalnya, kenapa kejadian ini berbarengan dengan matinya CCTV di sekitar lokasi? Apalagi di media sosial beredar cerita kejadian dengan versi berbeda," ujar Netty.
 
Terakhir Ketua DPP PKS ini mengingatkan bahwa aparat kepolisian adalah pengayom masyarakat yang sudah seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman. 

"Penembakan ini justru menggambarkan aksi kesewenangan yang dapat menimbulkan kesan menakutkan bagi masyarakat. Aparat yang harusnya jadi pengayom dan dekat dengan masyarakat justru menjadi momok," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya