Berita

Edhy Prabowo dan Juliari Batubara/Net

Publika

Siapa Menteri Ketiga?

MINGGU, 06 DESEMBER 2020 | 15:49 WIB

SETELAH Menteri Kelautan Edhy Prabowo dari Partai Gerindra terjerat korupsi benur lobster, kini Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dari PDIP yang terkena OTT KPK.

Ketum Gerindra Prabowo marah-marah atas kelakuan anak "selokan" binaannya. Entah Ketum PDIP Megawati marah-marah atau tidak atas kerjaan Wakil Bendahara Umum partainya ini.

Marah-marah itu bisa karena mencemarkan nama baik pribadi Ketum atau partai, bisa juga karena cara kerja mencuri yang kok bisa ketahuan.

Apapun itu, ketika awal ramai penyusunan Kabinet Pemerintahan Jokowi, partai-partai berlomba untuk menempatkan kadernya di posisi-posisi yang  dianggap basah. Pertengkaran antar koalisi kadang disebabkan posisi basah dan kering seperti ini.

Setelah Menteri Gerindra dan PDIP terjerat korupsi timbul pertanyaan kader partai mana lagi yang menjadi target. Pertanyaan aneh, tetapi wajar saja sebab semua juga tahu bahwa kader-kader partai yang ditempatkan pada jabatan-jabatan pemerintahan baik di Kementrian maupun BUMN tidak dapat dipisahkan dari misi partai baik pengaruh maupun pengisi kas partai.

Presiden tentu tidak tuli dan buta pada kepentingan partai melalui pembagian jabatan pemerintahan. Jadi logisnya presiden mampu memainkan ritme dan fluktuasi politik di lingkungan internal.

Kejaksaan Agung atau KPK bukan barang steril. Dewan Pengawas bisa menjadi jembatan komunikasi yang bagus. Publik ragu jika tertangkapnya dua Menteri adalah kejutan bagi Presiden.

Dua partai yang potensial untuk diredam oleh aksi KPK berikutnya yaitu Golkar dan Nasdem. Keduanya mulai "nakal". Nasdem aktif mendekati Anies Baswedan "musuh istana" sedangkan Golkar di samping tidak dukung prolegnas RUU HIP juga memiliki tapak pada JK yang membuat poros JK-Anies-HRS. JK adalah mantan Ketum Golkar.

Untuk satu tahap Jokowi dapat sukses menekan dan meredam, tetapi kondisi ini dapat menjadi api dalam sekam. Jika partai-partai pendukung mulai gerah karena kader-kadernya digoyang, maka Jokowi yang "tidak berpartai" akan rawan pula untuk digoyahkan ke depan. Secara politik terbuka ruang balas dendam.

Dua Menteri dihajar korupsi suap. Apakah suap model seperti ini hanya dilakukan dua menteri itu saja? Patut diduga tidak. Ini perlu pengusutan menyeluruh.

Pesiden harus meminta KPK baik langsung maupun melalui Dewan Pengawas untuk bekerja keras seobyektif mungkin. Akan tetapi sebenarnya persoalan berat yang dihadapi adalah apakah presiden juga bersih?

Kini kita tunggu saja siapa Menteri ketiga yang telah masuk agenda "permainan" bongkar-bongkar borok demi kepentingan politik ini. Satu catatan terpenting adalah bahwa pertarungan internal telah dimulai.

Ke arah mana angin akan berhembus?

M. Rizal Fadillah

Pemerhati politik dan kebangsaan

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya