Berita

Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Politik Hukum dan HAM, Sukamta/Net

Politik

Agar Masalah Cepat Selesai, PKS Dorong Pemerintah Bentuk Kementerian Khusus Papua

JUMAT, 04 DESEMBER 2020 | 11:27 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Beragam gejolak yang muncul di Papua diduga kuat terjadi karena progres pembangunan di wilayah tersebut yang belum signifikan terjadi.

Atas alasan itu juga, Fraksi PKS mengusulkan agar Presiden Joko Widodo membentuk kementerian khusus Papua dan Indonesia timur.

Usulan disampaikan langsung Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Politik Hukum dan HAM, Sukamta saat berbincang dengan wartawan, Jumat (4/12).


“Saya kira keberadaan desk Papua di beberapa kementerian perlu dievaluasi segera. Jika perlu, Saya mengusulkan agar dibentuk kementerian atau badan khusus yang menangani Papua dan Indonesia bagian timur,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini menilai, dengan adanya kementerian khusus, maka beragam masalah di Papua bisa diselesaikan secara cepat dan tepat.

“Jadi bisa fokus, tertarget jelas, dan berproses agar masalah di Papua tidak membesar dan cepat terselesaikan," katanya.

Sukamta menilai, selama ini otonomi khusus yang berjalan dan berbagai proyek percepatan pembangunan infrastruktur belum menyentuh hal subtantif. Pemerintah bahkan terkesan membangun Papua secara artifisial.

"Membangun jembatan, jalan raya, mengangkat stafsus dari Papua, berkunjung ke Papua, hal ini tidak menyentuh akar masalah di Papua. Adanya laporan soal pelanggaran HAM, gerakan separatisme, kemiskinan, pengangguran harus disikapi dengan kebijakan dan cara yang berbeda,” katanya.

Menurutnya, jika pemerintah masih menggunakan model pendekatan yang sama, maka tidak akan ada perubahan lebih baik dan tuntas bagi Papua.

“Maka dengan adanya kementerian atau badan khusus soal Papua dan Indonesia timur, saya berharap ada pendekatan yang lebih progresif. Karena kementerian atau badan ini bertanggung jawab langsung kepada presiden,” tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya