Berita

Petugas mendorong gerobak dengan cerpelai yang dimusnahkan di pertanian Henrik Nordgaard Hansen dan Ann-Mona Kulsoe Larsen dekat Naestved, Denmark, pada Jumat, 6 November 2020/Net

Dunia

Pemerintah Denmark Pertimbangkan Untuk Membakar Bangkai Cerpelai Yang 'Bangkit Dari Kubur'

SABTU, 28 NOVEMBER 2020 | 16:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Denmark mengatakan bahwa mereka ingin menggali kembali kuburan cerpelai yang sebelumnya dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus corona, setelah beberapa bangkai hewan berbulu tersebut muncul kembali ke permukaan tanah kuburan massal.

Awal bulan ini Denmark telah memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan untuk dimusnahkan, setelah menemukan ada 12 orang yang telah terinfeksi oleh strain virus yang bermutasi dan menyebabkan Covid-19. Diduga, hal itu ditularkan dari manusia ke cerpelai dan kembali ke manusia.

Kementerian Pertanian kemudian menginstrusikan pemusnahan 17 juta hewan berbulu itu. Disusul pengunduran diri Menteri Pangan dan Pertanian Morgens Jensen minggu lalu, setelah diketahui bahwa keputusan pemusnahan itu ternyata adalah perintah ilegal.

Jutaan cerpelai yang 'dimatikan' itu kemudian dimasukkan ke dalam parit di area militer di barat Denmark, lalu ditutup dengan tanah sedalam hanya dua meter.

Ratusan bangkai hewan-hewan malang itu tiba-tiba muncul ke permukaan tanah, mencuat keluat oleh sebuah dorongan dari dalam tanah yang disebutkan oleh pihak berwenang sebagai dorongan gas dari pembusukan bangkai-bangkai itu sendiri.

Surat kabar lokal bahkan menyebut mereka sebagai ‘cerpelai zombie’.

Pengganti Jensen, Rasmus Prehn, mengatakan pada hari Jumat (27/11) bahwa dia mendukung gagasan untuk menggali kembali kuburan hewan-hewan itu lalu membakar mereka.

Prehn mengatakan dia telah meminta badan perlindungan lingkungan untuk melihat apakah itu bisa dilakukan. Disebutkan bahwa parlemen akan diberi pengarahan tentang masalah itu pada hari Senin (30/11).

Situs pemakaman yang mengerikan, yang dijaga 24 jam sehari untuk menjauhkan orang dan hewan, telah menarik keluhan dari penduduk daerah tentang kemungkinan risiko kesehatan.

Pihak berwenang mengatakan tidak ada risiko kuburan menyebarkan virus corona, tetapi penduduk setempat khawatir tentang risiko mencemari air minum dan danau pemandian yang berjarak kurang dari 200 meter.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya