Berita

Edhy Prabowo mengenakan rompi oranye/Net

Politik

Citra Baik Jokowi Dirusak Edhy Prabowo, Relawan Desak Reshuffle

KAMIS, 26 NOVEMBER 2020 | 13:28 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Popularitas Kabinet Indonesia Maju di periode kedua Presiden Joko Widodo telah rusak setelah ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Begitu yang disampaikan oleh kelompok relawan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) merespon ditangkap dan ditetapkannya Edhy Prabowo sebagai tersangka dalam perkara dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait ekspor benih lobster.

Ketua Umum Baranusa, Adi Kurniawan meminta agar Presiden Jokowi untuk segera melakukan pembenahan pada Kabinet Indonesia Maju.


Desakan itu dikarenakan pemerintahan Jokowi di tahun pertama pada periode kedua ini dinilai sangat buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Di mana, banyak agenda prioritas Jokowi menjadi terbengkalai terutama dalam menangani pandemi Covid-19. Sebab itu, dirinya mengatakan tidak ada alasan lagi bagi Jokowi untuk tidak melakukan pembenahan.

"Rekonsiliasi menghasilkan korupsi. Gak ada alasan lagi segera rombak kabinet," ujar Adi Kurniawan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/11).

Adi juga menilai bahwa ditangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK juga menunjukkan bahwa Kabinet Indonesia Maju tidak berjalan sesuai agenda kerja dan visi misi Presiden Jokowi.

"Menteri-menteri ini hanya memberikan beban, perilakunya selalu kontra produktif. Selain senang dengan kegaduhan, para menteri ini juga tidak pernah memberikan kontribusi dalam mendukung kinerja presiden. Untuk apa juga dipertahankan?" katanya.

Selain itu, sambung Adi, kasus Edhy merupakan salah satu contoh dari sekian menteri yang merusak citra baik Jokowi di mata rakyat.

"Bahkan, perilaku Edhy tersebut pun juga dapat simpulkan bahwa Jokowi sendiri tidak didengar oleh anak buahnya sendiri," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya