Berita

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin/Net

Politik

Berada Satu Rombongan Dengan Edhy Prabowo, Ali Ngabalin: Kalau Saya Harus Diajak KPK, Tidak Apa-apa

RABU, 25 NOVEMBER 2020 | 15:27 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin membantah bahwa dirinya turut diamankan tim Satgas operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bantahan itu merupakan respon atas adanya informasi yang menyebut bahwa dirinya sempat dilepaskan oleh KPK saat Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo diamankan KPK.

Ali Ngabalin mengaku, bahwa dirinya satu rombongan pesawat dengan Edhy Prabowo. Baik dari Indonesia ke Amerika Serikat maupun sebaliknya.


Rombongan tersebut kata Ali, sebanyak 12 orang termasuk Edhy Prabowo.

Ali pun mengaku mengetahui saat petugas KPK menghampiri Edhy Prabowo saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11) sekitar pukul 01.00 WIB.

Pada saat itu, Ali mengaku sempat dihampiri beberapa petugas KPK dan menanyakan beberapa nama yang telah diincar KPK.

"Begitu (petugas KPK) datang, kemudian, kan sudah ada daftar nama yang mungkin mereka (KPK) mau tanya, mereka mau ambil informasi kan. Jadi beliau (petugas KPK) tanya ke saya, 'mana ajudan (Edhy Prabowo)?', saya bilang 'itu di sana orangnya', 'mana si fulan?', 'itu orangnya'. Gitu aja," ujar Ali Ngabalin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/11).

Setelah mendapati beberapa orang dalam 12 orang rombongan tersebut kata Ali, ia berpisah dengan KPK yang membawa beberapa orang tersebut.

Ali pun mengaku tidak mengetahui siapa dan berapa orang yang turut dibawa oleh petugas KPK.

"Jadi saya hanya berdiri di situ (saat ditanyai petugas KPK), kalau memang mereka (petugas KPK) harus mengajak saya juga ke kantor KPK tidak apa-apa. Karena saya harus memberikan keterangan tentang apa sesungguhnya yang terjadi, apa sesungguhnya yang dilakukan oleh pak Menteri," jelas Ali.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya