Berita

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto/Net

Politik

Pemerintah Indonesia Hanya Perlu Jujur Terhadap Rakyat Agar Tidak Terjadi Arab Spring

SENIN, 23 NOVEMBER 2020 | 13:19 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dinilai tidak perlu mengkhawatirkan Indonesia akan menjadi Arab Spring.

Menurut Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, pemerintah Indonesia hanya perlu jujur terhadap rakyatnya agar tidak terjadi Arab Spring.

"Jika dikaitkan dengan medsos, mestinya Panglima TNI tak perlu khawatir, sebab pemerintah yang secara absolut menguasai dan mengendalikan infrastruktur elektronik digital. Dan pemerintah hanya perlu jujur terhadap rakyatnya sehingga demokrasi bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia," ujar Satyo Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/11).

Satyo pun menilai bahwa sebenarnya tidak cocok jika Panglima TNI mengacu Arab Spring. Karena, Indonesia sudah terlebih dahulu melalui fenomena Arab Spring dengan runtuhnya rezim otoriter Orde Baru pada 1998.

"Tetapi yang menarik dan menjadi pembeda dari peristiwa Arab Spring dengan di Indonesia adalah sistem politik dan kondisi material yang menjadi pemicu gerakan rakyat," kata Satyo.

Di mana, kata Satyo, perjuangan Arab Spring ditujukan untuk melawan penguasa otoriter yang tidak demokratis, represif, dan otoriter. Di mana kebebasan berpendapat disumpal oleh kekuasaan.

Sementara kondisi Indonesia saat ini justru terjadi sebaliknya. Pergerakan dan perlawanan massa ditujukan melawan kepemimpinan "demokratis" yang melakukan sewenang-wenang dengan inisiasi pengesahan berbagai macam UU yang membatasi kreativitas komunitas sipil.

"Serta terancamnya keadilan ekonomi sehingga menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai-nilai demokrasi. Pada kasus di Indonesia terjadi saat demonstrasi Pilpres 2019, penolakan RUU KUHP, Revisi UU Minerba, penolakan UU omnibus law, dan RUU kontroversi lainnya," terang Satyo.

Isu tersebut, tambah Satyo, menjadi meluas ke berbagai hal yang menyebabkan melorotnya demokrasi, menghegemoninya oligarki dan pelanggaran HAM. Serta kekerasan yang dilakukan pihak aparat keamanan saat protes terjadi dan banyaknya kaum pergerakan yang ditahan menggunakan UU 11/2008 tentang UTE atau UU 19/2016.

"Fenomenanya memang aneh tapi terjadi yaitu peristiwa protes dan perlawanan masyarakat yang hampir berdekatan dan sama-sama tengah mengalami degradasi demokrasi ini juga terjadi di beberapa negara di ASEAN dan Asia hingga membangkitkan rasa solidaritas," pungkas Satyo.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya