Berita

Ekonom senior DR. Rizal Ramli/Net

Jaya Suprana

Jurus Kepret Sang Tukang Kepret

MINGGU, 08 NOVEMBER 2020 | 12:53 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEMAKIN tua usia makin merosot pula daya ingat saya yang sejak semula memang dari sononya sudah rendah. Namun saya masih ingat bagaimana Gus Dur pertama kali memperkenalkan Rizal Ramli kepada saya dengan komentar “Ini satu lagi orang gila seperti Mas Jaya dan saya!”. 

Menko

Kemudian orang gila ini diangkat Gus Dur untuk menjadi Kepala Bulog yang terbukti berhasil menyelenggarakan revolusi mental membenahi kebobrokan Bulog bukan sekadar sebagai slogan, namun kenyataan pada masa jabatan tidak sampai setahun.

Kemudian DR. Rizal Ramli diangkat menjadi Menteri Koordinasi Ekonomi dan Menteri Keuangan di dalam jajaran kabinet Presiden Gus Dur. Pada masa itu sudah terbukti bahwa doktor ekonomi Universitas Boston ini memang benar-benar gila dalam arti benar-benar positif dan konstruktif dalam jurus politik ekonominya, namun juga gila dalam jurus ngepret siapa saja yang berani melakukan korupsi atau mengkhianati rakyat.

Wajar jika sang tukang kepret bukan saja ditakuti namun juga dibenci oleh mereka yang kena kepret! Andaikata saya dikepret RR pasti saya juga langsung bergabung ke PTBRR (Paguyuban Takut & Benci RR) .

Gosip


Wajar, setelah dipercaya Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman, sang tukang kepret langsung ditakuti dan dibenci oleh mereka yang merasa terancam akan dikepret. Apalagi mereka yang “sudah” kena kepret!

RR tidak lama menunaikan tugasnya akibat secara mendadak tanpa alasan yang jelas, RR dilengserkan dari jabatan Menkonya disampaikan oleh Mensesneg mewakili presiden. Beredarlah gosip di medsos mau pun medmul (media mulut ke mulut) bahwa Rizal Ramli di-PHK secara sepihak tanpa melalui prosedur ketenagakerjaan akibat terlalu banyak melemparkan kata-kata kasar dan kotor kepada sesama pemangku jabatan kepemerintahan pada masa kepresidenan Jokowi.

Sebagai sesama cantrik Gus Dur yang sudah saling mengenal selama dua dasawarsa, saya tidak langsung percaya gosip bahwa Rizal Ramli dipecat akibat bicara kasar dan kotor.

Memang saya tahu bahwa di samping rasional mas RR juga emosional apabila menyimak sesuatu ihwal atau perilaku mengkhianati bangsa Indonesia yang sangat amat terlalu dicintainya.

Apabila sedang terhanyut gelombang amarah, kata-kata RR memang keras bahkan tajam potensial melukai perasaan mereka yang memang tipis kulit perasaannya sehingga sensitif seperti Putri Malu.

Pendapat Pribadi


Namun sejauh pengetahuan serta pengalaman berteman dengan putra terbaik Indonesia kelahiran Padang ini, saya pribadi “tidak” pernah mendengar beliau bicara kasar dan kotor.

Saya pribadi belum pernah mendengar kata cacimaki seperti cebong, kampret, kadal gurun, anjing, atau kata tiga huruf yang tidak layak ditulis di sini ke luar dari mulut Rizal Ramli.

Menurut keyakinan pribadi saya yang tentu saja subyektif sebab memang tidak ada keyakinan yang obyektif kecuali diobyektif-obyektifkan, DR. Rizal Ramli yang sudah dianugrahi gelar Gus Ramli cukup beradab, sehingga mustahil tega mengucapkan kata-kata kasar dan kotor meski amarahnya sedang memuncak.

Keras dan tajam mungkin, tapi bukan kasar dan kotor.

Penulis adalah cantrik Gus Dur yang sedang mempelajari kemanusiaan

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya