Berita

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Jatim, Abdul Malik/RMOLJatim

Politik

Diduga Lakukan Pembohongan Publik, Risma Dilaporkan Ke Gakkumdu Jatim

SELASA, 03 NOVEMBER 2020 | 10:34 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Suhu Pemilihan Walikota Surabaya 2020 tampaknya bakal semakin panas. Salah satu penyebabnya adalah keterlibatan langsung Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam kampanye salah salah paslon.

Terkini, Risma dan Kepala BPB Linmas Surabaya, Irvan Widyanto, dilaporkan ke Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Jawa Timur oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Jatim, Abdul Malik, Senin (2/11).

Risma dan Irvan, menurut Malik, diduga telah melakukan pembohongan publik.


Dalam laporannya tersebut, Abdul Malik memberikan legal opini kepada Ditreskrimum Polda Jatim tentang video webinar bertajuk 'Roadshow Online, SURABAYA BERENERJI' melalui aplikasi Zoom.

Dalam video itu Risma mengatakan bahwa Calon Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, adalah anaknya.

Sementara itu legal opini terkait Irvan Widyanto adalah Kepala BPB Linmas Surabaya itu memberi jawaban kepada publik bahwa Risma telah mengajukan izin cuti atau sedang cuti berdinas saat kegiatan roadshow daring bertajuk 'Surabaya Berenerji' pada Minggu (18/10) sehingga disebut tidak melanggar kampanye.

"Jadi dalam legal opini di situ ada kebohongan publik. Yang pertama Risma mengatakan Eri anaknya. Yang kedua bahwa Irvan mengatakan bahwa Risma sudah dapat izin saat berkampanye. Padahal izinnya belum turun dari gubernur. Jadi kebohongan publik itu yang kita laporkan," jelas Abdul Malik di Sentra Gakkumdu Jawa Timur di Mapolda Jatim, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (2/11).

Untuk proses tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Polda Jatim. Sebab proses penanganan oleh Bawaslu Surabaya dinilainya lambat.

Abdul Malik melanjutkan, selain melaporkan ke Sentra Gakkumdu Jatim, pihaknya juga telah bersurat ke Mendagri, Bawaslu, dan Gubernur Jatim.

"Kenapa sepertinya lambat? Karena pengalamannya, Risma dipanggil tak datang. Kalau ini Risma diproses di kepolisian," tambah praktisi hukum itu.

Selain dua poin itu, Abdul Malik juga melaporkan pernyataan yang bernada provokatif yang dikeluarkan Risma. Yaitu 'kalau 10 tahun ini tidak dipimpin oleh anaknya, nanti Surabaya hancur lebur'. Menurut Malik, perkataan Risma itu disampaikan kepada para peserta webinar.

"Ketiga, terkait pernyataan yang dilontarkan Walikota Surabaya Risma yang terkesan memprovokasi. Melebihi Tuhan. Kalau 10 tahun ini tidak dipimpin oleh anaknya nanti Surabaya hancur lebur," tegas Malik.

"Jadi itu yang kami lakukan di hukum. Tak layak, tak pantas diucapkan oleh Risma sebagai Walikota Surabaya," sambung dia.

Malik mengungkapkan, tindakan tersebut terpaksa dilakukannya karena sebagai warga Surabaya dia sangat sayang kepada walikotanya. Sehingga sudah seharusnya mengingatkan jika pemimpinnya melakukan kesalahan.

"Kami ini mengingatkan pada Risma, karena kami ini sayang. Oleh karena itu Bu Risma kalau bicara hati-hati. Saya kira Bu Risma harus bertanya pada ustaz dan kiai apakah 'anak' itu pantas diucapkan oleh Risma," ujarnya.

Selain itu, legal opini yang disampaikan kepada Gakkumdu Jatim karena dia menginginkan agar Pilwali Surabaya 2020 itu terhindar dari kampanye hitam, hoaks, dan pelanggaran.

"Jadi tujuan kita biar Surabaya adem ayem. Jadi kalau Surabaya diginikan terus, nanti akan ada chaos," jelasnya.

Dia juga mengingatkan agar Bawaslu Surabaya tidak main-main dalam penindakan pelanggaran Pilwali 2020 ini. Seperti halnya Risma, bagaimanapun juga sudah diundang Bawaslu, tetapi tak hadir.

"Karena Bawaslu merupakan pengawas, ujung tombak ada jaksa dan hakim. Dan karena itu saya punya yurisprudensi contoh putusan Lurah Suharyono. Dan kami pengacaranya. Kena dua bulan ditahan," ungkapnya.

"Kalau Risma, dilakukan hari Minggu tanggal 28 dan tanggal 2 pun tak ada izin. Sudah wajib. Kalau Risma tak usah dua bulan, satu atau dua hari ditahan," tegasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya