Berita

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo/Net

Publika

Harusnya Mengancam, Bukan Mengecam Prancis

SENIN, 02 NOVEMBER 2020 | 02:41 WIB

KECAMAN yang dilakukan oleh Presiden Jokowi atas penyataan kontrovesial presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebutkan bahwa Islam sedang dalam masa krisis hingga mendukung publikasi gambar karikatur dari Nabi Muhammad SAW sudah sepatutnya kita apresiasi. Sebab, hal ini tentu merupakan respons yang cukup baik dari pemerintah Indonesia sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia.

Namun apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia agaknya tidak begitu berpengaruh bagi negara yang masih memegang teguh doktrin Lesite’ ini. Bisa jadi kecaman Indonesia di mata Prancis hanya merupakan pernyataan biasa atau malah sebagai aksi alakadarnya agar terlihat peduli dengan kondisi umat Islam yang jumlahnya lebih dari dua milyar orang.

Padalah, jika kita paham, Indonesia merupakan negara dengan penganut agama Islam sekaligus penganut demokrasi terbesar di dunia. Tentu hal ini berimplikasi pada dua tanggung jawab moral besar.


Pertama, sebagai negara penganut Islam terbesar dunia, Indonesia harus menunjukkan posisinya sebagai Leader Country yang mampu mengancam kelangsungan hidup Prancis sekaligus memberi peringatan bagi siapa pun negara-negara di dunia untuk tidak melakukan tindakan yang bisa melukai perasaan umat beragama khususnya muslim dan mengganggu ketertiban dunia yang notabenenya adalah tujuan dari terbentuknya negara Indonesia.

Kedua, sebagai negara dengan penganut sistem demokrasi terbesar di dunia, Indonesia harus mengajarkan dan memberi contoh pada Prancis bagaimana cara hidup dalam toleransi, penghormatan antaragama, hingga kebebebasan berekspresi yang diatur sedemikian rupa sehingga saat ini Indonesia menjadi negara paling damai meskipun terdapat banyak suku bangsa, ras, warna kulit, dan agama yang berbeda-beda.

Cara presiden Turki Recep Tayyep Erdogan misalnya, bisa menjadi salah satu inspirasi Presiden Jokowi untuk memberikan ketegasan kepada Presiden Prancis atas tindakan yang membuat wibawa Prancis tercoreng. Ketegasan dan ancaman boikot produk Prancis bisa saja dilakukan Indonesia sebagai bentuk ancaman hingga muncul pernyataan resmi Presiden Prancis untuk meminta maaf kepada umat Islam dan juga umat beragama lain karena telah melakukan tindakan yang tidak bermoral.

Atau barangkali penyataan mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahatir Muhammad yang dengan tegas mengancam kelangsungan hidup Prancis bisa menjadi alternatif ancaman tegas Indonesia pada Prancis. Hal ini sepertinya juga perlu dilakukan agar jangan ada lagi negara-negara yang melakukan tindakan menghina agama, apapun agamanya dengan dalil kebebasan berekspresi.

Sudah sepatutnya Indonesia mengambil posisi yang lebih strategis dalam melihat masalah ini. Sebagai negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Indonesia harus mampu memengaruhi negara anggota untuk bertindak lebih tegas atas kejadian-kejadian serupa sehingga kampanye penghormatan terhadap agama menjadi agenda untama negara-negara OKI.

Selain itu harus ada tindakan kongkrit Indonesia berupa ancaman dan tidak sekadar kecaman yang sama sekali belum tentu berdampak bagi negara pelaku penghina agama saat ini maupun di masa yang akan datang.

Muhammad Rusydi
Pengamat Politik Internasional; Wakil Presiden Pemuda OKI

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya