Berita

Harry Azhar Azis/Repro

Politik

Haryy Azhar Azis: Di Indonesia Penguasaan Big Data Kurang

SABTU, 31 OKTOBER 2020 | 21:51 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Menyoal masalah Blockchain, Artificial Intelegent, dan Big Data masih belum dikuasai sepenuhnya oleh Indonesia. Hal itu terlihat dari sejumlah data yang masih belum 'beres' dihampir sebagian besar instansi pemerintahan.

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI, Harry Azhar Azis saat memberikan sambutan dalam acara webinar bertajuk "Blockchain, Artificial Intelegent dan Big Data (Tantangan dan Peluang Bagi Keluarga Besar HMI)" Sabtu malam (31/10), bercerita tentang pengalamannya semasa studi di Amerika Serikat.

Saat Harry di Amerika ketika study di University of Oregon tahun 1990 ia pernah ditilang di California dan plat nomor mobil yang dikendarainya sedikit rusak dan dikenakan denda 90 dolar AS.

Namun, lantaran satu minggu lagi ia hendak pulang ke Indonesia denda yang harus ditebusnya itu belum sempat dibayarkan.

Namun, ketika tahun 1994, Harry kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan gelar PhD-nya ia memerlukan Surat Izin Mengemudi (SIM) lantaran jarak tempuh antara Oregon dan Oklahoma cukup jauh (perkiraan antara Banda Aceh ke Surabaya).

Kata Harry, mereka (polisi setempat) mengatakan tidak bisa dapatkan SIM, karena masih punya hutang 90 dolar AS yang belum Anda bayar.

"Lho kaget juga saya. Sudah 4 tahun tidak bayar. Akhirnya saya bayar dengan check, dikasih tahu alamatnya, saya bayar lalu besoknya selesai," ujar Harry.

"Apa yang mau saya ambil cerita dari sini? adalah bahwa database soal-soal SIM itu hampir seluruh Amerika itu sama. Jadi kalau kita melakukan di satu tempat, di tempat lain kita pindah, enggak bisa kita ditipu, tidak bisa kita menipu," sambungnya bercerita.

Cerita lain, Harry juga pernah memiliki teman asal Afrika yang diketahui melakukan cheating pada sidang pascasarjana di Universitas Oklahoma dan dia dikeluarkan dari universitas lalu visa-nya dicabut kembali dan dideportasi ke negara asalnya Afrika.

Enam (6) bulan kemudian kawan Harry tersebut ternyata melamar ke perguruan tinggi lain di Amerika Serikat namun tetap ditolak.

"Di sana sekali kamu berbuat salah itu masuk dalam database. Jadi, database itu ada di seluruh perguruan tinggi di Amerika Serikat bahwa orang ini cheating dan karena itu tidak bisa masuk," tuturnya.

Dari dua cerita tersebut, lanjut Harry, ia berharap sistem big data tersebut bisa diterapkan di Indonesia. Namun, untuk mengetahui berapa angka kemiskinan tiap kota pun masih sangat sulit.

"Harusnya tahun sekian angka kemiskinan di tahun itu langsung keluar, tidak ada? Ini juga satu masalah. Nah ini menunjukkan data-data seperti itu sama sekali tidak sesederhana yang kita bayangkan," ucapnya.

"Dan kita belum menguasai data-data seperti itu," demikian Harry.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya