Berita

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Najih Prasetyo/Net

Politik

Ketum IMM: Bu Mega Ahistoris, Tanpa Semangat Anak Muda Tidak Mungkin Beliau Bisa Pimpin Partai

JUMAT, 30 OKTOBER 2020 | 15:55 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pertanyaan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentang kontribusi generasi milenial untuk bangsa dan negara dinilai tendensius dan ahistoris. Apalagi, Megawati seolah menilai generasi milenial hanya bisa demo di jalanan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Najih Prasetyo menilai Megawati lupa dengan kontribusi para anak muda yang dengan berunjuk rasa berhasil membuat Indonesia keluar dari cengkraman Orde Baru.

Sementara di satu sisi, Megawati yang selama Orde Baru dibungkam bisa menikmati buah dari reformasi. Setidaknya Megawati bisa memimpin partai terbesar saat ini dan berhasil menjabat sebagai presiden.


"Bu Mega lupa pada apa yang terjadi di tahun 1998. Tanpa semangat anak muda tak mungkin beliau bisa memimpin partai seperti sekarang ini," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (30/10). 

Menurut Najih, Megawati seolah tidak merunut sejarah bahwa gerakan aksi massa, termasuk yang dilakukan generasi milenial menolak omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker), adalah bentuk kontrol civil society terhadap negara dan pemerintahan. 

"Jadi ini bukan soal prestasi, namun lebih kepada fungsi dan tanggung jawab," tegasnya. 

Selain itu, Najih menyebut pernyataan pentolan partai banteng itu lebih tepat disampaikan kepada kader PDI Perjuangan yang notabene banyak duduk di parlemen. Sebab demonstrasi bermula akibat parlemen cenderung kontroversi dan minim prestasi. 

“Pertanyaan Bu Megawati rasanya lebih tepat ditujukan kepada pihak internalnya sendiri. Yang harus Bu Mega pahami adalah tuntutan yang dilakukan oleh milenial yang terlibat dalam aksi demonstrasi itu disebabkan oleh pihak parlemen yang minim prestasi," pungkasnya. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya