Berita

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto/Net

Politik

Masyarakat Bukan Kelinci Percobaan, Pemerintah Diminta Tidak Ugal-ugalan Soal Vaksin Covid-19

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 09:19 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kebijakan, strategi dan program penanggulangan Covid-19 harus berbasis riset alias evidence based approach. Termasuk dalam hal pengadaan vaksin yang sedianya tidak boleh sembarang atau hanya sekedar prediksi semata.

Demikian disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (24/10).

"Pemerintah tidak boleh terburu-buru apalagi ugal-ugalan. Harus clear dahulu hasil dari uji klinis tahap ketiga tersebut. Kemudian, BPOM juga harus sudah menerbitkan izin edar, sehingga tervalidasi," ujar Mulyanto.


"Bahwa vaksin yang telah selesai tuntas uji klinis tersebut memang benar-benar efektif sebagai vaksin Covid-19 dan aman bagi kesehatan. Tidak ada efek samping yang berarti," imbunnya menegaskan.

Politisi PKS ini mengaku prihatin melihat cara kerja pemerintah menanggulangi penyebaran Covid 19. Pemerintah dinilai tidak sistematis dan komprehensif menentukan urutan kerja penanggulangan Covid-19.

Meskipun banyak tim dan satgas yang dibentuk, tapi kordinasi sangat lemah. Alhasil upaya penanggulangan Covid-19 menjadi berlarut-larut.

"Penanggulangan Covid ini harus benar-benar berorientasi kepada manusia, karena ini adalah masalah kesehatan, bahkan darurat kesehatan. Jadi yang menjadi fokus dan prioritas adalah bidang kesehatan. Bukan ekonomi atau yang lainnya," ujar Mulyanto.

Lebih lanjut, Mulyanto minta pemerintah memperhatikan aspek kehalalan dari vaksin tersebut, agar masyarakat merasa aman dari segi keyakinan relijius mereka.

"Kalau efikasinya belum jelas, keamanannya belum meyakinkan, juga kehalalannya belum diketahui, namun vaksin tersebut langsung diedarkan, maka ini akan bikin gaduh lagi di dalam masyarakat," tuturnya.

"Sebaiknya pemerintah stop ugal-ugalan dan jangan bikin gaduh. Masyarakat bukan kelinci percobaan," demikian Wakil Ketua Fraksi PKS ini menambahkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya