Berita

Presiden, Joko Widodo/Net

Publika

Jokowi Menggergaji Demokrasi

SABTU, 24 OKTOBER 2020 | 08:19 WIB

TENTU bukan Jokowi sendiri tetapi bersama elemen rezim lain apakah taipan, pengendali asing, partai politik ataupun lembaga perwakilan rakyat.

Di bawah Pemerintahan Jokowi, demokrasi terancam terpotong dan tercabik-cabik. Kadang dengan bahasa "bertindak tegas" namun pada hakikatnya adalah memaksakan kehendak.

The Economist edisi 15 Oktober 2020 menyatakan bahwa otoritarianisme dibangun pemerintahan Jokowi dengan ditandai oleh pelemahan KPK, penggunaan kepolisian untuk membungkam pengkritik, kurang memperhatikan hak perempuan, minoritas, dan kebebasan sipil.


Kemudian, mengebiri MK, mengurangi hak buruh, mempersempit desentralisasi, serta mengancam independensi BI.

The Economist juga menyatakan "Indonesia is lurching back into authoritarianism with Joko Widodo at the helm". Gambar ilustrasinya adalah pilar penopang istana yang sedang digergaji menjadi beberapa bagian oleh seorang tukang kayu.

Tentu saja tulisan The Economist ini dapat menjadikan istana kebakaran jenggot.

Pilar demokrasi yang digergaji Jokowi dirasakan oleh sebagian masyarakat baik cendekiawan, buruh, purnawirawan, agamawan, mahasiswa, maupun aktivis lainnya.

Banyak Perppu dan terbitnya aturan acak-acakan seperti omnibus law adalah cermin dan bukti dari penggergajian tersebut.

Tiga hasil dari penggergajian demokrasi, pertama, democrazy yaitu rakyat yang menjadi gila karena kepemimpinan yang gila-gilaan.

Kedua, mobokrasi yakni kekuasaan kaum gerombolan melalui tampilan premanisme hukum, politik, dan budaya.

Ketiga, korporatokrasi tukang kayu yang hanya berpikir bisnis. Korparat harus diuntungkan dan rakyat menjadi obyek proposal investasi dan hutang luar negeri.

Menurut media Inggris ini, Jokowi memang berubah dari tukang meubeul sederhana yang merakyat "man of the people" menjadi petahana yang terpencil dan jauh dari rakyat "surrounded by courtiers from capital's intertwined bussiness and political elites". Terkepung dan tersandera.

Dalam sejarah perubahan politik sebenarnya situasi ini adalah sinyal dari semakin dekatnya kejatuhan. Sulit membayangkan kemampuan Jokowi untuk dapat membalikkan "distrust" menjadi simpati dan kokoh berdiri di kaki sendiri. Melepas kendali jalinan bisnis dan tekanan elit politik.

Menggergaji demokrasi bukan solusi tetapi justru jalan melawan konstitusi dalam mempercepat gerak menuju lokasi kuburan sendiri.

"Jokowi sama dengan Soeharto" kata The Economist.

M. Rizal Fadillah
Penulis adalah pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya