Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Pasang Surut Peradaban

KAMIS, 15 OKTOBER 2020 | 07:20 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

AWAL September 2020 di masa planet bumi masih dirundung prihatin akibat prahara Corona, sahabat merangkap mahaguru peradaban pedesaan saya, Tanto Mendut berbaik hati berbagi berita bahwa Prof. Kobayashi Koichi sebagai mahaguru ilmu politik internasional Universitas Nagoya menulis sebuah artikel yang menghebohkan dunia.

Di dalam naskah tersebut Prof. Koichi meyakini bahwa Amerika Serikat akan mengalami keruntuhan seperti Uni Soviet akibat tiga alasan yaitu politik nirkemanusiaan rasisme, kesenjangan sosial serta kontradiksi harapan dan kenyataan yang hadir pada apa yang disebut sebagai demokrasi.

Peradaban



Prof. Kobayashi Koichi mengingatkan saya kepada mahaguru sejarah peradaban  Prof. Hans Joachim Vetter yang ketika saya menuntut ilmu di Jerman sempat memaksa saya untuk mempelajari pemikiran Oswald Spengler  yang tergabung pada 2 jilid “Die Untergang des Abendlandes” serta pemikiran Arnold Toynbee pada 12 jilid “A Study of History”.

Dari apa yang saya susah-payah baca dengan keterbatasan daya pikir dapat disimpulkan bahwa kedua mahatokoh sejarawan adalah manusia biasa yang mustahil sempurna maka kualitas pemikiran mereka meski luar biasa dahsyat namun tetap saja tidak sempurna, maka tetap bisa diragukan bahkan disanggah kebenarannya sama halnya dengan pemikiran para mahapemikir lain-lainnya seperti Machiavelli, Adam Smith, Sigmund Freud, Karl Marx et cetera.

Penyempurnaan pemikiran terus berkelanjutan sebagai bagian hakiki peradaban manusia maka Newton disempurnakan Einstein disempurnakan Hawkings disempurnakan entah siapa lagi.

Analogi

Terlepas dari virus skeptisisme yang diwabahkan oleh Anatoly T.Fomenko, saya tertarik pada analogi pemikiran Spengler dan Toynbee dalam hal apa yang mereka sebut sebagai bunuh diri sosial dengan melakukan kanibalisme sosio-politis yang berupaya menjelaskan bagaimana negara atau peradaban yang sempat sukses kemudian runtuh bahkan musnah seperti kekaisaran Romawi, Das Dritte Reich Jerman Hitler dan Uni Sowyet.

Tampaknya Spengler dan Toynbee sama-sama terpengaruh pemikiran Edward Gibbon tentang runtuhnya perabadan Romawi di dalam mahakarya The History of the Decline and Fall of Roman Empire.

Pendek kata,  tiga serangkai Gibbon-Spengler-Toynbee sepakat bahwa arogansi kesuksesan merupakan biang keladi konsekuensi destruktrif yang sedemikian dahsyat sehingga mampu menghancurkan peradaban.

Pasangnya suatu peradaban lazimnya dimulai dengan proses penyuburan dari dalam. Sementara surutnya suatu peradaban diawali dengan proses pembusukan dari dalam seperti telah terbukti pada peradaban Yunani, Romawi, Mogul, Mongol, Manchu, Ottoman, Austria-Hungaria, Orde Lama, Orde Baru, Yugoslawia, Rumania, Uni Sowyet.

Dan kini menurut Prof. Kobayashi Kuichi, gejala proses pembusukan dari dalam sedang terjadi di Amerika Serikat.

Indonesia


Saya bersyukur menjadi warga Indonesia. Beda dari Amerika Serikat, bangsa Indonesia senantiasa berikhtiar untuk berpegang teguh pada kerendahan hati yang tersirat di dalam falsafah Ojo Dumeh, Eling Lan Waspodo, Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono sambil gigih menunaikan Jihad Al Nafs sambil gigih Fastabiqul Khoirot bersaing berbuat baik akibat senantiasa taat pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan  Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia sebagai pedoman akhlak peradaban dalam menempuh perjalanan panjang sarat kemelut deru campur debu berpercik keringat, air mata dan darah menuju masyarakat adil dan makmur di negeri gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja. Merdeka!

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya