Berita

Prototype jet tempur KFX/IFX/Net

Pertahanan

Walau Akan Terkena Penalti, Pembatalan Proyek KFX/IFX Membuat Indonesia Tidak Bisa Didikte Negara Lain

SENIN, 12 OKTOBER 2020 | 16:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Indonesia kemungkinan akan menghentikan proyek bersama jet tempur dengan Korea Selatan, Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam salah satu rapat dengan Komisi I DPR RI beberapa lalu, jika mengutip pernyataan dari Wakil Ketua Komisi I DPR Ri Abdul Kharis Almasyhari dalam diskusi virtual "Obrolan Bareng Bang Ruslan" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL pada Selasa lalu (6/10).

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Profesor Muradi mengatakan Indonesia pada dasarnya dapat memutuskan pembatalan secara sepihak.

"Namun karena gagal bayar dan sebagainya, kita bisa terkena penalti," ujar Muradi dalam diskusi virtual RMOL World View bertajuk "Persimpangan Jalan Proyek Persahabatan Jet Tempur KFX/IFX" pada Senin (12/10).

Meski begitu, Muradi mengatakan, jika mempertimbangkan kebutuhan dan untung-rugi, Indonesia lebih baik membayarkan penalti terseut.

"Kalau orang sudah tidak lagi nyaman kan sudah tidak enak ya. Udah nyaman, hasilnya ga nyaman," sambung dia.

Selain pinalti, Muradi juga mengatakan, citra Indonesia mungkin akan sedikit tercoreng karena dianggap kurang bertanggung jawab. Terlebih, Indonesia juga pernah batal melakukan beberapa kerja sama pertahanan karena kurangnya biaya.

Walaupun demikian, jika melihat agresifitas yang dilakukan oleh Korea Selatan saat ini, Muradi mengatakan pilihan untul pembatalkan layak untuk dipertimbangkan secara matang.

"Kalau ditanya apakah akan ada masalah? Iya memang pasti ada, akan ada pinalti. Tapi ke depan kita punya situasi yang sebenarnya tidak bisa didikte oleh orang lain," tegasnya.

Pasalnya, Korea Selatan saat ini seakan seperti "debt collector" yang terus menagih utang terkait proyek tersebut. Sementara sejak awal, Muradi menyebut, Indonesia telah menjelaskan posisi keuangan yang dimiliki.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya