Berita

Demo tolak omnibus law yang dilakukan mahasiswa dan pelajar di Bekasi/RMOL

Politik

Keterlibatan Pelajar Dalam Demo UU Ciptaker Tak Masuk Logika, TGPF Independen Harus Dibentuk

SABTU, 10 OKTOBER 2020 | 02:22 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Keterlibatan pelajar dan remaja dalam demo menentang Undang-Undang Cipta kerja di beberapa daerah perlu mendapatkan perhatian yang serius. Keterlibatan mereka harus didalami dan diusut tuntas agar tidak terjadi lagi aksinya serupa.

Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Dr Suko Widodo, secara logika keterlibatan pelajar mengikuti aksi demo yang berujung keributan tersebut tak bisa diterima.

"Kalau secara logika tak mungkin anak-anak pelajar ikut demo besar-besaran kemudian menjadi pemicu pembuat keributan. Pasti ada yang men-driver,” kata Suko Widodo seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (9/10).

Ketidaklaziman itu tentu sangat beralasan, mengingat anak-anak pelajar sejatinya tak mungkin berani berbuat seanarkis itu dengan memukuli mobil polisi hingga membakar mobil satpol PP. Sebab secara psikologis mereka kalah nyali dengan aparat polisi.

“Demo itu tak ada hubungan dengan polisi tapi dengan UU. Tapi kenapa yang jadi sasaran kekecewaan kok aparat polisi dan sarana prasarananya. Saya kira ini perlu dicari akar persoalannya biar tidak semakin berkembang di kemudian hari,” jelas Suko.

Kemarahan massif para pelajar dalam aksi menolak UU Cipta Kerja itu saat ini tengah didalami aparat kepolisian. Namun demikian, ia berharap ada pembentukan tim pencari fakta yang independen untuk dapat menemukan validitas sosok di balik aksi anarkis pelajar tersebut.

Pada dasarnya, penolakan omnibus law UU Ciptaker wajar terjadi. Sebab dalam kondisi krusial seperti sekarang, pemerintah bersama DPR terkesan memaksakan pengesahan UU yang masih menuai perdebatan publik.

“Pemerintah harusnya sadar akan ruang komunikasi yang agak terhambat di era pandemi Covid-19. Dialog yang adil di kalangan akademisi juga masih pro dan kontra dengan UU ini sehingga tak perlu tergesa-gesa disahkan,” tandasnya.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Kementerian BUMN Rombak Susunan Direksi ID FOOD

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:47

Agar Ekonomi Indonesia di Triwulan II Tetap Tumbuh, DPR Ingatkan untuk Lakukan Hal Ini

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:35

Dukung Penuh Pengurus LP3KN, Menag RI Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:34

Iuran BPJS Tidak Berubah Meski Sistem Kelas Dihapus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:14

Resmi, Massimiliano Allegri Bukan Lagi Pelatih Juventus

Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:12

Ayah Mendiang Eki Doakan Pelaku Pembunuhan Vina Cirebon Segera Ditangkap

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:54

Hendropriyono Yakin Prabowo Lanjutkan IKN

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:35

Percetakan di Banda Aceh Meringis jadi Korban Janji Manis Caleg

Sabtu, 18 Mei 2024 | 06:16

Hendropriyono: Demokrasi Pancasila Tidak Mengenal Oposisi

Sabtu, 18 Mei 2024 | 05:55

Selengkapnya