Berita

Adegan penyergapan kediaman Jenderal AH Nasution pada peristiwa pemberontakan G30S/PKI. Jenderal AH Nasution selamat dari penyergapan. Namun ajudan dan putrinya menjadi korban./RMOL

Politik

Adhie Massardi: Di Balik Surat KAMI Untuk Jokowi, Salah Menganggap Komunisme Sudah Mati

KAMIS, 24 SEPTEMBER 2020 | 16:03 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Anggapan bahwa komunisme sudah mati terjadi karena kesalahan persepsi dan referensi selama ini. Faktanya, komunisme masih hidup dan segar bugar, lagi semakin perkasa.

Demikian dikatakan Adhie M. Massardi yang merupakan salah seorang deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ketika menjelaskan surat yang dikirimkan organisasi itu kepada Presiden Joko Widodo mengenai kebangkitan komunisme gaya baru.

Menurut Adhie dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL, kesalahan persepsi dan referensi itu baru disadari.


“Selama ini kita, termasuk para pengamat politik, salah persepsi dan salah referensi soal komunis. Kita mengira komunisme sudah mati dan tak perlu ditakuti karena referensinya Eropa Timur dan Uni Soviet yang sudah bubar. Sementara Republik Rakyat China kita sangka sudah menjadi kapitalisme hanya karena pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup sebagian rakyatnya,” ujar Adhie Massardi.

Setelah Xi Jinping pada 11 Maret 2018 menobatkan diri sebagai Pemimpin Partai Komunis dan presiden China seumur hidup, barulah dunia terperanjat. Dan lebih terperanjat lagi ketika Xi Jinping menghalalkan segala cara untuk aneksasi dan berangus demokrasi di Hongkong.

“Xi Jinping telah mengaktifkan seluruh sel komunis untuk mengawal kekuasaan dan menghegemoni negara-negara yang diberi bantuan ekonomi secara besar-besaran. Nepal, contohnya, dilestarikan di bawah pemerintahan komunis Maois,” sambung Adhie Massardi lagi.

Dia menambahkan, di balik bantuan ekonomi, China menyelendupkan ideologi komunis ke negara-negara yang memdekati untuk mendapatkan bantuan ekonomi.

Katanya lagi, pengkhianatan G30S/PKI pimpinan DN Aidit 100 persen didukung Partai Komunis China yang saat itu dipimpin Mao Zedong.

“Kini pemerintahan Indonesia hubungannya sangat erat dengan China. Kenyataan ini menambah kekhawatiran KAMI terhadap menguatnya neo PKI di Indonesia, selain munculnya keterbelahan sosial di masyarakat yg ditengarai merupakan cara PKI di masa lalu mengadu-domba dan merusak keharmonisan kehidupan beragama di tanahair,” demikian Adhie Massardi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya