Berita

Ilustrasi Kapal Fregat Ertugrul/Net

Histoire

Tragedi Tenggelamnya Kapal Ertugrul 1890, Cikal Bakal Hubungan Kuat Turki-Jepang

RABU, 16 SEPTEMBER 2020 | 09:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Siapa sangka sebuah tragedi bisa menjadi cikal bakal sebuah ikatan persahabatan yang kuat antara kedua negara, Turki dan Jepang?

Banyak yang menduga bahwa Jepang dan Turki Ustmani tidak memiliki hubungan apa pun. Dugaan itu tentu dilatarbelakangi dengan secara geografis kedua negara besar ini letaknya saling berjauhan dan Jepang belum terlibat di percaturan geopolitik dunia sekitar abad ke-15.

Namun, ternyata di sekitar akhir abad ke-19, upaya menjalin hubungan pernah terjadi antara Kekhalifahan Turki Ustmani dengan Kekaisaran Jepang.

130 tahun telah berlalu sejak kapal Fregat Ertugrul karam di tenggara Jepang, sebuah insiden memilukan yang dianggap sebagai cikal bakal dari persahabatan Turki-Jepang.

Fregat Ertugrul dikirim ke Jepang pada Juli 1889, sebagai tanggapan atas kunjungan Pangeran Komatsu dari Jepang ke Istanbul pada Oktober 1887.

Fregat, yang masing-masing singgah di Suez, Aden, Bombay, Colombo, Singapura, Hong Kong, Fuji, Nagasaki dan Kobe, tiba di Yokohama 11 bulan kemudian.

Saat tiba, Ketua Delegasi Ali Osman Pasha diterima oleh Kaisar Jepang Meiji, dan menyerahkan surat dan medali yang dikirim oleh Abdulhamid II kepada kaisar.

Delegasi tersebut merupakan kunjungan terorganisir pertama dari dunia Muslim.

Ikatan itu terbentuk selama era Ottoman, ketika fregat Ertugrul yang membawa 609 pelaut membayar delegasi diplomatik terorganisir pertama dari Dunia Islam ke Jepang.

Fregat meninggalkan kota itu pada tanggal 15 September 1890 tetapi terjebak oleh topan September yang melanda Jepang selatan setiap tahun kala itu.

Siang hari tanggal 15 September 1890, ErtuÄŸrul berlayar dari Yokohama menuju Istanbul. Pada saat keberangkatan, kondisi cuaca bagus. Namun, keesokan paginya angin mulai bertiup, semakin kuat menjelang malam. Pada saat yang sama, gelombang dahsyat mulai menghantam kapal. Tiang mizzen setinggi 40 m (130 kaki) roboh dan menyebabkan kerusakan parah karena bergoyang dari sisi ke sisi dan membentur layar (tali-temali) lainnya.

Sementara badai semakin kuat, gelombang yang datang dari haluan memisahkan papan dek dari depan. Air masuk ke depot batubara di ruang ketel. Selama empat hari berikutnya, kru mencoba memperbaiki kerusakan dengan memperbaiki layar dan mengencangkan selubung. Mereka juga terus menerus mencoba mengosongkan air keluar dari wadah batu bara (yang merupakan yang paling berbahaya) dengan menggunakan ember, karena pompa tidak mencukupi.

Kapal semakin hancur. Satu-satunya pilihan adalah mencari perlindungan di pelabuhan terdekat. Mereka pun menuju Kobe yang berjarak 16 km dari kapal, di teluk di luar Tanjung Kashinozaki dengan Mercusuar Oshima. Malang, kapal menabrak karang dan hancur pada benturan pertama sekitar tengah malam pada tanggal 18 September 1890.

Fregat itu kemudian tenggelam di lepas pantai Prefektur Wakayama. Insiden tersebut mengakibatkan hilangnya 533 pelaut dan perwira, termasuk Laksamana Muda Ali Osman Pasha dari Kekaisaran Ottoman.

Kecelakaan ini menciptakan simpati di Jepang untuk orang-orang Turki, yang kemudian mengarah pada terbentuknya jalinan persahabatan. Upaya penyelamatan Jepang dan dukungan yang ditunjukkan kepada para korban telah menyegel hubungan persahabatan antara orang-orang dari kedua negara itu.

Penduduk desa Jepang di Kashinozaki menyelamatkan 69 pelaut Turki, yang diangkut kembali ke Istanbul, dengan kapal korvet Jepang Kongo dan Hiej.

Sebuah monumen untuk para martir didirikan pada tahun 1891 di Kushimoto, tempat kecelakaan itu terjadi.

Kisah fregat Ertugrul yang tenggelam itu dianggap sebagai titik awal hubungan antara Turki dan Jepang.

Warisan tragis Ertugrul, tonggak pertemanan Turki-Jepang, tetap hidup pada upacara peringatan yang diadakan setiap tahun di monumen tersebut.

Naito Masanori dari Institut Studi Global Universitas Doshisha menunjukkan bahwa upaya besar penduduk desa Kushimoto, yang berusaha menyelamatkan tentara yang terluka dalam kecelakaan itu, adalah dasar dari hubungan persahabatan Turki-Jepang.

Hampir seabad kemudian setelah peristiwa tenggelamnya Frigate Ertugrul, sejumlah besar warga Jepang yang terdampar di Teheran selama perang Iran-Irak pada tahun 1985 diangkut oleh Turkish Airlines (THY) yang merupakan tonggak sejarah hubungan Turki-Jepang lainnya.

Tahun ini, Kedutaan Besar Turki di Tokyo mengatakan di Twitter bahwa Upacara Peringatan Syuhada Ertugrul akan diadakan pada hari ini, Rabu (16/9) di Kushimoto, dikutip dari Anadolu Agency.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya