Berita

Kompleks tinggal staf Konsulat AS di Hong Kong/Net

Dunia

Bersitegang Dengan China, AS Jual Kompleks Tinggal Staf Konsulatnya Di Hong Kong

KAMIS, 10 SEPTEMBER 2020 | 14:42 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) memicu ketegangan baru dengan menjual kompleks tinggal para staf konsulatnya di Hong Kong di tengah perselisihan dengan China.

Kompleks staf konsulat yang berada di salah satu lingkungan paling eksklusif di Hong Kong tersebut terjual dengan harga 2,57 miliar dolar HK atau Rp 4,8 triliun (Rp 1.890/dolar HK).

Perusahaan jasa dan investasi real estate berbasis di Amerika, CBRE Group pada Kamis (10/9) mengungkap, harga tersebut lebih rendah dari perkiraan Vincorn Consulting senilai 3,2 miliar dolar HK dan Appraisal senilai 3,5 miliar dolar HK.

"Properti itu dijual dengan kepemilikan kosong, memberi potensi untuk mengembangkan perumahan mewah dengan pemandangan Teluk Deep Water," ujar CBRE dalam pernyataannya.

Melansir The Strait Times, pembelian kompleks tersebut dilakukan oleh Hang Lung Properties dan telah dikonfirmasi oleh jurubicaranya.

Kompleks staf konsulat AS di Hong Kong sendiri berada di Shouson Hill, salah satu lingkungan paling eksklusif. Beberapa taipan terkaya di Hong Kong tinggal di sana.

Situs Shouson Hill sendiri mengungkap, kompleks yang berada di sisi selatan Pulau Hong Kong itu memiliki enam gedung apartemen dengan kepadan rendah yang tersebar di hampir 8.825 meter persegi.

Berdasarkan catatan di Kantor Pendaftaran Tanah, pemerintah AS membeli properti tersebut pada 1948.

Seorang perwakilan pemerintah AS pada Rabu (9/9) mengatakan, keputusan untuk menjual properti adalah bagian dari program reinvestasi global dan sebagian dari hasil transaksi akan diinvestasikan kembali ke beberapa properti milik pemerintah AS di Hong Kong.

"Itu tidak akan mempengaruhi kehadiran, staf, atau operasi kami dengan cara apapun," ujar jurubicara tersebut.

Namun penjualan tersebut dilakukan di tengah upaya Washington untuk memindahkan perusahaan-perusahaan AS dari China ke Amerika. Termasuk di tengah keresahan atas UU keamanan nasional yang diberlakukan Beijing di Hong Kong.

Survei Kamar Dagang AS di Hong Kong pada pekan lalu menemukan, sekitar 40 persen dari 154 perusahaan yang menjadi anggotanya mempertimbangkan untuk meninggalkan Hong Kong.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya