Berita

Sebuah kawah besar sedalam 30 meter dengan lebar 20 meter, ditemukan di Siberia/Net

Dunia

Para Ilmuwan Teliti Penemuan Lubang Besar Yang Muncul Di Atas Tundra Siberia

SABTU, 05 SEPTEMBER 2020 | 14:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Seorang kru TV Rusia yang terbang di atas tundra Siberia musim panas ini menyaksikan sebuah kawah besar sedalam 30 meter dengan lebar 20 meter, sebuah ukuran yang cukup besar jika dikaitkan dengan daya ledak alam dalam proses pembentukamnya.

Sementara itu para ilmuwan tidak yakin bagaimana persisnya lubang besar, yang setidaknya merupakan lubang kesembilan yang terlihat di wilayah itu sejak 2013 itu terbentuk.

Beberapa teori awal datang ketika kawah pertama kali ditemukan di dekat ladang minyak dan gas di Semenanjung Yamal di barat laut Siberia termasuk tabrakan meteorit, pendaratan UFO dan runtuhnya fasilitas penyimpanan rahasia militer bawah tanah.

Kini, para ilmuwan percaya bahwa lubang raksasa itu terkait dengan penumpukan gas metana yang eksplosif yang mungkin terjadi akibat dari pemanasan suhu di wilayah tersebut. Meskipun demikian masih banyak yang belum diketahui para peneliti.

"Saat ini, tidak ada satu teori pun yang diterima tentang bagaimana fenomena kompleks ini terbentuk," kata Evgeny Chuvilin, ilmuwan peneliti utama di Pusat Pemulihan Hidrokarbon Institut Sains dan Teknologi Skolkovo, seperti dikutip dari 9News, Sabtu (5/9).

Chuvilin telah mengunjungi situs kawah terbaru itu untuk mempelajari fitur-fiturnya.

"Mungkin saja mereka telah terbentuk selama bertahun-tahun, tetapi sulit untuk memperkirakan jumlahnya," kata Chuvilin.

Dia mengatakan kawah-kawah itu biasanya muncul di daerah tak berpenghuni dan sebagian besar masih asli di Kutub Utara, seringkali tidak ada yang melihat dan melaporkannya.

"Bahkan sekarang, sebagian besar kawah ditemukan secara tidak sengaja selama penerbangan rutin helikopter non-ilmiah atau oleh penggembala dan pemburu rusa kutub," katanya.

Permafrost (ibun abadi) yang jumlahnya mencapai dua pertiga dari wilayah Rusia adalah reservoir (tempat penyimpanan) alami metana yang sangat besar. Gas rumah kaca yang kuat dan musim panas yang baru-baru ini terjadi di wilayah tersebut mungkin telah berperan dalam menciptakan kawah ini.

Chuvilin dan timnya adalah satu di antara sedikit ilmuwan yang telah berada di dalam salah satu kawah ini untuk menyelidiki bagaimana kawah itu terbentuk dan dari mana asal gas yang menyebabkannya.

Mengakses kawah harus dilakukan dengan peralatan panjat dan jendela yang terbatas. Kawah-kawah itu biasanya berubah menjadi danau dalam waktu dua tahun setelah terbentuk.

Para ilmuwan mengambil sampel tanah, dan es permafrost dari tepi lubang yang dikenal sebagai kawah Erkuta selama kunjungan lapangan pada tahun 2017 pasca ditemukan oleh ahli biologi yang berada di area tersebut yang sedang mengamati sarang elang. Para peneliti kemudian melakukan pengamatan drone enam bulan kemudian.

"Masalah utama dengan kawah-kawah ini adalah betapa cepatnya, secara geologis, kawah-kawah itu terbentuk dan berumur pendek sebelum berubah menjadi danau," kata Chuvilin.

Penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni tersebut menunjukkan bahwa gas yang sebagian besar metana, dapat terakumulasi di lapisan atas permafrost dari berbagai sumber, baik dari lapisan dalam bumi dan yang lebih dekat ke permukaan.

Akumulasi gas-gas ini dapat menciptakan tekanan yang cukup kuat untuk menembus lapisan atas tanah yang membeku, menghamburkan tanah dan bebatuan, sehingga dapat menciptakan kawah.

"Kami ingin menekankan bahwa studi tentang masalah kawah ini berada pada tahap yang sangat awal, dan setiap kawah baru mengarah pada penelitian dan penemuan baru," katanya.

Merujuk pada model kawah Erkuta, para ilmuwan menyarankan bahwa itu terbentuk di danau kering yang mungkin memiliki sesuatu yang disebut underlake talik - zona tanah beku yang mulai membeku secara bertahap setelah danau mengering dan membangun tekanan yang terjadi dan akhirnya dilepaskan dalam ledakan kuat.

"Cryovolcanism, sebagaimana beberapa peneliti menyebutnya, adalah proses yang dipelajari dan dideskripsikan dengan sangat buruk di kriosfer, sebuah ledakan yang melibatkan batuan, es, air dan gas yang meninggalkan sebuah kawah," kata Chuvilin.

"Ini adalah ancaman potensial bagi aktivitas manusia di Kutub Utara, dan kita perlu mempelajari secara menyeluruh bagaimana gas, terutama metana, terakumulasi di lapisan atas permafrost dan kondisi apa yang dapat menyebabkan situasi menjadi ekstrim."

Kriosfer mengacu pada bagian permukaan bumi tempat air dalam bentuk es padat.

"Emisi metana ini juga berkontribusi pada peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, dan perubahan iklim itu sendiri mungkin menjadi faktor dalam meningkatkan cryovolcanism," kata Chuvilin.

"Tapi ini masih sesuatu yang perlu diteliti."

Dia mengatakan, timnya akan segera mempublikasikan informasi lebih rinci tentang kawah terbaru dalam jurnal ilmiah.

Chuvilin menambahkan itu salah satu kawah terbesar yang ditemukan sejauh ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya