Berita

Pejuang ISIS/Net

Dunia

PBB: Lockdown Covid-19 Buat Pejuang ISIS Berkumpul Di Irak Dan Suriah, Buat Strategi Baru?

SELASA, 25 AGUSTUS 2020 | 11:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penguncian dan pembatasan gerak yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona baru tampaknya berhasil mengurangi ancaman serangan kelompok ISIS di banyak negara.

Pasalnya, saat ini tidak ada indikasi pergerakan ISIS di banyak negara. Alih-alih kelompok teroris tersebut terfokus di Irak dan Suriah.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Penanggulangan Terorisme, Vladimir Voronkov pada Senin (24/8) mengatakan, ISIS masih menjadi bayangan dari berbagai organisasi yang menduduki sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.

Diperkirakan, masih ada 10 ribu pejuang ISIS yang bertahan di kedua negara tersebut. Namun mereka sulit untuk melakukan pergerakan karena aturan kuncian yang diberlakukan oleh banyak negara.

"Langkah-langkah untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, seperti penguncian dan pembatasan gerak, tampaknya telah mengurangi risiko serangan teroris di banyak negara," ujar Voronkov seperti dikutip AFP.

Meski begitu, ia mengatakan, dampak pandemik Covid-19 terhadap perekrutan dan keuangan kelompok masih belum diketahui dengan pasti. Walaupun ancaman kejahatan dunia maya sebagai sumber pendaan ISIS sudah meningkat.

Saat ini, Voronkov mengatakan, militan ISIS tengah berkumpul kembali di zona konflik Irak dan Suriah.

Namun untuk saat ini, pihak berwenang belum melihat indikasi yang jelas dari perubahan strategi di bawah pemimpin baru Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla, yang menggantikan Abu Bakar al-Baghdadi setelah kematiannya dalam serangan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) pada Oktober tahun lalu.

Menurut lembaga think-tank Counter Extremism Project (CEP), seorang mantan perwira tentara Saddam Hussein, Mawla bergabung dengan barisan Al-Qaeda setelah invasi AS ke Irak dan penangkapan Hussein pada 2003.

Voronkov juga memberikan informasi terbaru tentang kegiatan kelompok itu di tempat lain. Ia mengatakan ISIS memiliki sekitar 3.500 pejuang di Afrika Barat, dan terus membangun hubungan dengan kelompok jihadis lokal.

Di Libya, jumlah militan ISIS hanya mencapai ratusan, tetapi kelompok itu tetap menjadi ancaman bagi kawasan. ISIS juga memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan yang menghancurkan di beberapa bagian Afghanistan.

Populer

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Panglima TNI Diminta Tarik Anggota Puspom dari Kejagung

Selasa, 28 Mei 2024 | 18:58

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

IAW Desak KPK Periksa Gubernur Jakarta, Sumbar, Banten, dan Jateng

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17

Pj Gubernur Jabar Optimistis Polisi Mampu Usut Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kamis, 23 Mei 2024 | 06:48

Pj Gubernur Jabar Ingatkan Dishub Tidak Ada Suap dan Pungli dalam Uji KIR

Senin, 27 Mei 2024 | 19:31

UPDATE

KPK Bakal Kembangkan ke Proses Penganggaran Terkait Korupsi Rumjab DPR RI

Kamis, 30 Mei 2024 | 10:03

Demokrat: Pasangan Khofifah-Emil Tak Tergantikan

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:47

Investasi Kuat, Transportasi Berbasis Kereta di Bali Masuk Babak Baru

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:37

Jalan Puan Nyapres Bisa Dimulai dari Juru Negosiasi PDIP-Prabowo

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:30

Harga Emas Antam Anjlok Rp9 Ribu

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:27

Kepala BNPB Tinjau Penanganan Darurat Erupsi Gunung Ibu

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:24

Oposisi Spanyol Dikecam karena Kunjungi Netanyahu di Israel

Kamis, 30 Mei 2024 | 09:11

6 General Manager PT Antam Tersangka Korupsi 109 Ton Emas

Kamis, 30 Mei 2024 | 08:49

Perludem Ingatkan Pentingnya Perbaikan Sistem Pemilu

Kamis, 30 Mei 2024 | 08:46

CEO Sate Maranggi Kantongi Rekomendasi PKS dan PKB

Kamis, 30 Mei 2024 | 08:22

Selengkapnya