Berita

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Adhie Massardi/RMOL

Politik

Adhie Massardi: Ada Yang Mencari Celah Mendelegitimasi KAMI Lewat Kehadiran Meutia Hatta

KAMIS, 20 AGUSTUS 2020 | 23:23 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ada yang berusaha mencari celah untuk mendelegitimasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).

Upaya delegitimasi dilakukan dengan berbagai cara, mulai isu kekhawatiran terjadi klaster baru penyebaran Covid-19, hingga yang terbaru soal kehadiran anak proklamator Moh Hatta, Meutia Farida Hatta yang dipersoalkan beberapa pihak.

"Memang ini ada yang mencoba mencari celah lewat berbagai cara, tapi enggak nemu. KAMI sudah sesuai protokol Covid-19, izin sudah ada, lengkap," kata deklarator KAMI, Adhie Massardi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (20/8).


Bahkan ia mengaku ada yang sampai mencoba menyisir pernyataan KAMI, mulai dari karakter, kata, kalimat, alinea, hingga sampai halaman dalam deklarasi yang berisi delapan tuntutan.

"Tapi mereka tidak menemukan delik sama sekali. Karena KAMI memang berjalan dalam koridor demokrasi dan konstitusi. Itulah kenapa KAMI cepat menyebar ke berbagai daerah karena semuanya sudah sesuai koridor," jelas Adhie.

Soal kehadiran Meutia Hatta juga demikian. Mantan jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini melihat kehadiran Meutia yang dipersoalkan terjadi karena cara-cara yang sebelumnya dilakukan untuk menjegal KAMI gagal.

Pihak-pihak yang mencoba menggoyang KAMI seakan kehabisan akal. Melihat kehadiran Meutia Hatta di deklarasi, tampaknya menjadi memomentum mereka untuk mencari celah. Padahal faktanya, suami Meutia Hatta, yakni Sri Edi Swasono yang juga seorang gurubesar ekonomi Universitas Indonesia turut menjadi bagian deklarator KAMI.

"Ini kan jadi aneh. Semua clear, Bu Meutia setuju membacakan teks Proklamasi. Sebenarnya stop sampai di situ saja tidak ada masalah apa pun. Enggak ada yang perlu diklarifikasi atau diluruskan. Apanya yang diluruskan, tidak ada yang bengkok," tegasnya.

KAMI sendiri dibentuk bukan untuk menyerang pribadi seseorang, bukan secara personal, apalagi kepada seorang presiden. Adhie kemudian mengibaratkan KAMI seperti muadzin atau orang yang bertugas mengumandangkan adzan. Bedanya, yang dikumandangkan KAMI adalah peringatan tanda bahaya bagi negeri ini.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini menduga, kehadiran Meutia Hatta yang dipersoalkan oleh keponakannya sendiri, yakni Gustika Jusuf Hatta lebih kepada persoalan internal berkenaan dengan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) yang pernah diberikan kepada Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Walikota Solo, 2010 silam.

"Mungkin ada panitia atau keluarga yang tidak enak, atau ada tekanan. Dan jangan lupa, ada teman-teman yang aktivis korupsi yang mengusulkan award itu dicabut," tandasnya.

Seperti diketahui, Indonesia Corruption Watch (ICW) sempat meminta Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) yang pernah diterima oleh Presiden Joko Widodo dicabut. ICW beralasan, Jokowi telah mengkhianati gerakan antikorupsi, salah satunya dengan membiarkan pengesahan revisi UU KPK yang disinyalir melemahkan keberadaan lembaga antirasuah tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya