Berita

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump/Net

Dunia

Trump Akan Snapback Sanksi PBB Terhadap Iran, Memang Bisa?

KAMIS, 20 AGUSTUS 2020 | 09:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS), di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempersiapkan sanksi snapback untuk Iran setelah Dewan Keamanan PBB menolak resolusi perpanjangan embago senjata Teheran.

Trump pada Rabu (19/8) mengatakan dirinya telah mengarahkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk memberi tahu Dewan Keamanan PBB bahwa AS bermaksud untuk "menarik kembali" sanksi internasional terhadap Iran yang dicabut sebagai bagian dari kesepakatan nuklir 2015.

Dengan melakukan langkah tersebut, Bloomberg memuat, Trump telah mengabaikan para sekutunya yang menjadi penandatangan kesepakatan yang resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).


Selain itu, para penandagangan juga semakin mempertanyakan posisi AS lantaran pada 2018, Trump telah mengeluarkan Washington dari kesepakatan yang disetujui oleh Barack Obama tersebut.

Saat ini, masih ada Inggris, Prancis, Jerman, Iran, Rusia, dan China yang masih menjadi peserta JCPOA>

Pada Minggu (16/8), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell, AS tidak memiliki posisi untuk meminta snapback karena keputusan Trump untuk meninggalkan perjanjian.

"Karena itu kami menganggap bahwa AS tidak dalam posisi untuk menggunakan mekanisme yang disediakan untuk peserta JCPOA (seperti yang disebut snapback)," kata Borrell.

"Snapback" merupakan mekanisme yang memungkinkan peserta kesepakatan untuk mengembalikan sanksi PBB yang dicabut sebagai bagian daeri perjanjian jika dianggap Iran melanggar peraturan.

Keputusan Trump muncul setelah AS mendapat pukulan yang memalukan ketika gagal mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk meloloskan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata Iran yang akan berakhir pada 18 Oktober.

Hanya ada satu negara yang menyetujui AS, yaitu Republik Dominika. Sementara Iran dan China menolak, serta sisanya abstain.

Upaya AS untuk meminta snapback dapat terjadi segera setelah Kamis, ketika Pompeo melakukan perjalanan ke New York dalam perjalanan dua hari untuk memberi tahu Dewan Keamanan secara resmi bahwa AS akan memulai proses tersebut.

Dengan mekanisme tersebut, akan ada waktu 30 hari agar sanksi dan embargo senjaata diberlakukan kembali di Iran.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

Platform X Setor Denda ke Negara Atas Pelanggaran Konten Pornografi

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04

Prabowo Komitmen Tindak Tegas Pembalakan Liar di Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 10:02

KPK Sebut Temuan BPK Soal Penyelenggaraan Haji Tahun 2024 Jadi Informasi Tambahan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43

Prabowo Pastikan Distribusi Pangan Jangkau Wilayah Bencana Terisolasi

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:16

Cuaca Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan di Akhir Pekan

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:01

Koalisi Permanen Perburuan Kekuasaan atau Kesejahteraan Rakyat?

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:51

KPK Masih Telusuri Dugaan Alur Perintah Hingga Aliran Uang ke Bupati Pati Sudewo

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:17

JEKATE Running Series Akan Digelar di Semua Wilayah Jakarta

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:08

PAM Jaya Didorong Turun Tangan Penuhi Air Bersih Korban Banjir Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:40

PKS Jakarta Sumbang Rp 1 M untuk Korban Bencana Sumatera

Minggu, 14 Desember 2025 | 07:31

Selengkapnya