Berita

Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidhowi/Net

Politik

Komisi VI DPR: Bersih-bersih BUMN Jangan Karena Like And Dislike

RABU, 19 AGUSTUS 2020 | 23:23 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Ekonomi merupakan persoalan yang sangat luas untuk dijadikan sebuah topik diskusi. Salah satunya adalah isu ekonomi adalah soal performa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Begitu dikatakan anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidhowi dalam Refleksi Hari Kemerdekaan bertajuk ‘Perubahan untuk Kemajuan’ dengan subtema ‘Bersih-Bersih BUMN, Benarkah?’ yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) secara virtual, pada Rabu (19/8).

“Setidaknya saya membaca dua hal. Pertama, bersih-bersih yang dimaksud dalam tema diskusi hari ini adalah soal pergantian komposisi struktur di BUMN. Bisa karena performa seseorang di sana bermasalah atau karena masa jabatan yang sudah habis,” kata Baidhowi.


Kedua, lanjutnya, perubahan struktur di BUMN bisa juga dilakukan jika pegawai tidak loyal atau patuh terhadap pemerintahan yang sekarang sedang berlangsung.
Misalnya, kata Dewan Pembina PP IPNU ini, seperti pegawai yang ternyata tidak bisa menerjemahkan visi Indonesia Maju ke dalam tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

“Tetapi yang paling tidak boleh atau dilarang adalah jika perubahan struktur di dalam BUMN itu dilakukan berdasarkan like and dislike. Ini tidak boleh. Tapi kalau rotasi itu berdasarkan standar kinerja untuk peningkatan kapasitas kinerja boleh-boleh saja,” jelasnya.

Kemudian, hal yang paling disoroti di BUMN adalah soal pengangkatan jabatan. Menurutnya, siapa saja boleh menduduki jabatan di BUMN asal memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah tidak boleh menjadi pengurus partai politik.

“Saya yakin hal itu dilakukan karena mengarah kepada profesionalisme,” ujarnya.

Sementara itu, staf khusus Kementerian BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengungkapkan bahwa BUMN merupakan penggerak ekonomi. Sekitar 40 persen, perputaran ekonomi di Indonesia digerakkan oleh BUMN.

“Jadi kalau BUMN bekerja dengan baik, maka semua komponen ekonomi di Indonesia bisa bergerak. Pengaruh BUMN terhadap perekonomian negeri ini sangat besar,” katanya.

Berdasarkan penuturannya, Menteri BUMN Erick Thohir saat ini membagi BUMN ke dalam empat kuadran. Pertama, perusahaan BUMN yang bertugas untuk mencari untung. Jadi, untuk tugas tidak difokuskan sehingga hanya berfokus untuk kepentingan mencari uang saja.

“Misalnya (contoh) seperti Bank Mandiri, BNI, dan Garuda yang memang untuk mencari uang,” ucapnya.

Kedua, perusahaan yang di samping untuk mencari untung tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Beberapa diantaranya adalah BRI, PLN, Pertamina, dan PGN. Ketiga, perusahaan-perusahaan yang hanya ditugaskan dan berhubungan dengan rakyat tetapi tidak untuk mencari untung.

“Keempat, perusahaan-perusahaan yang tidak cari untung dan juga tidak ada penugasan. Nah yang seperti ini apakah harus dikubur atau tidak? Jadi, tidak semua BUMN ini untung,” jelasnya.

Tak hanya itu, ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kemajuan besar di BUMN. Salah satunya adalah Menteri Erick yang meminta agar BUMN untuk melakukan percepatan karir. Sekitar 10 persen anak muda diberikan peluang untuk menduduki jabatan penting di sana.

“Semua BUMN wajib untuk memberikan peluang kepada siapa pun. Perempuan juga diberi peluang untuk bersaing sekitar 15 persen,” ungkapnya.

Lanjutnya, tidak bisa menduduki jabatan di BUMN hanya karena memiliki kedekatan dengan seseorang. Melainkan berdasarkan standar kerja yang diterapkan BUMN, baik untuk jajaran direksi maupun komisaris.

“Tidak ada soal like and dislike di sini,” pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya