Berita

Pertemuan Taliban dan Amerika Serikat di Doha, Qatar pada Februari/Net

Dunia

Menjelang Dialog Damai Intra-Afganistan, Pemerintah Dan Taliban Terlibat Perang Kata

MINGGU, 16 AGUSTUS 2020 | 08:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dialog perdamaian intra-Afganistan kembali menemui hambatan lain. Menjelang pembicaraan damai, pihak-pihak yang bertikai melakukan aksi lempar kata-kata keras.

Berdasarkan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban pada Februari, pemerintah Afganistan dan Taliban bertukar tahanan untuk mencapai dialog intra-Afganistan. Sebanyak 5.000 tahanan Taliban dibebaskan dengan imbalan yang sama terhadap 1.000 personel keamanan Afganistan.

Insiden perang kata tersebut terjadi pada Sabtu (15/8), beberapa hari setelah Presiden Ashraf Ghani menyetujui pembebasan 400 tahanan Taliban terakhir sebagai prasyarat untuk membuka jalan pembicaraan damai.

Mereka yang dibebaskan terakhir merupakan anggota Taliban yang dianggap paling berbahaya atau menjadi "inti" kelompok tersebut.

Dalam serangkaian cuitan yang dikutip Anadolu Agency, jurubicara kepresidenan Afganistan, Sediq Sediqqi, menyebut dengan pembebasan "anggota berbahaya" tersebut, Taliban tidak memiliki alasan untuk menghindari pembicaraan damai.

"Lebih baik bagi Taliban untuk memahami realitas Afganistan modern. Pihak (lawan) utama mereka adalah pemerintah Republik Islam Afganistan, yang mewakili sebagian besar rakyat Afganistan," cuitnya dalam bahasa Dari dan Pashto, merujuk pada kegagalan Taliban untuk memulai diskusi dengan pemerintah Afganistan.

Sebelumnya, masih pada hari yang sama, jurubicara Taliban, Zabihullah Mujahid menegaskan, kelompok tersebut tidak mengakui "pemerintahan Kabul" sebagai sebuah pemerintah dan memandangnya sebagai "struktur impor Barat" yang bekerja untuk AS.

"Kami hanya menerima dan telah membuat persiapan untuk negosiasi yang dijelaskan dalam perjanjian bersejarah Doha dan itu adalah negosiasi intra-Afganistan yang mencakup semua pihak dalam konflik," ujarnya.

Sementara itu, berpidato pada upacara penutupan majelis musyrawarah, Loya Jirga, pada pekan lalu, Ghani mendesak Taliban untuk melakukan gencatan senjata.

"Sekarang, Taliban punya pilihan, mereka harus menunjukkan bahwa mereka tidak takut dengan gencatan senjata yang komprehensif. Tidak ada keberanian besar yang dibutuhkan untuk berperang, tapi untuk perdamaian," ujarnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya