Berita

Politisi Senior Amien Rais kritik pemerintahan era Presiden Joko Widodo/Repro

Politik

Amien Rais: Politik Era Jokowi Memecah Belah Dan Bermental Koncoisme

KAMIS, 13 AGUSTUS 2020 | 01:43 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Perkembangan politik nasional belakangan makin jauh dari nilai demokrasi sejak Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo selama berjalan dua periode.

"Perkembangan politik nasional kian jauh dari spirit demokrasi. Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," kritik politisi senior Amien Rais di akun Instagramnya, Rabu malam (12/8).

Di masa pemerintahan Jokowi, Amien Rais melihat demokrasi terbelenggu dengan adanya kecurigaan serta ketakutan yang diperlihatkan pemerintah terhadap umat Islam yang bersikap kritis kepada rezim.

"Ini begitu jelas kita rasakan. Kriminalisasi, demonisasi, dan persekusi terhadap para ulama yang ber-amar ma'ruf nahi mungkar telah menjadi rahasia umum," sambungnya.

Sebagai presiden, kata Amien Rais, seharusnya Jokowi berpikir untuk terus bekerja demi rakyat, bukan menjadi pemimpin partisan demi sekelompok orang.

"Politik partisan ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme," tegas mantan Ketua MPR RI ini.

Hal yang nyata ia contohkan yakni pada saat peristiwa unjuk rasa marathon yang dimulai pada 4 November 2016 silam atau yang dikenal dengan aksi bela Islam.

"Unjuk rasa damai, tertib, bersih, dan bertanggung jawab. Tiga orang utusan mereka ingin bertemu dengan Pak Jokowi, tapi menunggu dari pagi sampai larut senja, Pak Jokowi seharian meninggalkan istana, alasannya ada urusan teknis di bandara Soekarno-Hatta," kenang Amien Rais yang turut serta dalam aksi bela Islam.

"Sampai sekarang, penyakit kulit yang bernama partisanship tetap menjadi pegangan rezim Pak Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis terhadap kekuasaannya," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya