Berita

Pemerintah Filipina kembali mengunci Manila dan sekitarnya/Net

Dunia

Manila Di-Lockdown Lagi, Filipina Di Ambang Resesi

SENIN, 03 AGUSTUS 2020 | 13:07 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pasar saham Filipina jatuh seketika setelah pemerintah menerapkan kembali langkah-langkah penguncian di ibukota Manila dan sekitarnya untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Kemarin, Minggu malam (2/8), pemerintah telah mengumumkan akan menempatkan Manila dan beberapa provinsi terdekat seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan dalam status "Modified Enhanced Community Quarantine" selama dua pekan.

Kuncian tersebut akan mulai berlaku pada Selasa (4/8). Namun indeks saham utama pada Senin (3/8), turun sebanyak 3,9 persen, terendah dalam lebih dua bulan terakhir.


Dikutip dari CNA, Filipina saat ini berada di ambang resesi. Data pertumbuhan triwulan kedua baru dirilis pada Kamis (6/8). Namun para ekonom memproyeksikan kontraksi ekonomi akan lebih dalam dari kuartal pertama yang sebesar 0,2 persen.

Kontraksi tersebut akan lebih buruk lantaran pemberlakuan kuncian yang membuat bisnis ditutup sehingga konsumsi domestik melemah.

"Kami tegaskan, Filipina memang menuju ke pendaratan yang parah," ungkap ekonom di ING Bank, Nicholas Mapa.

Meski begitu, sekelompok dokter dan perawat telah memberikan peringatan pada pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte bahwa sistem perawatan kesehatan Filipina bisa runtuh karena lonjakan kasus Covid-19.

"Ini adalah pil pahit tetapip perlu mengingat keadaan garis depan medis," ujar Presiden Asosiasi Manajemen Filipina, Francis Lim.

"Kami berharap pemerintah akan menyelami strategi penanganan Covid-19 dan menemukan cara yang lebih efektif," sambungnya.

Mulai Selasa, transportasi umum di wilayah kuncian akan dilarang beroperasi, para pekerja bekerja dari rumah, dan hanya satu orang per rumah tangga yang diizinkan untuk membeli kebutuhan.

Sejauh ini, Filipina sudah melaporkan sekitar 103 ribu kasus Covid-19, tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia.

Jumlah infeksi baru di Filipina meningkat secara eksponensial setelah pihak berwenang melonggarkan kuncian pertama pada Juni.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya