Berita

Demo penolakan PKI di Indonesia/Net

Publika

Lawan Neo PKI Dan Komunisme

JUMAT, 31 JULI 2020 | 09:40 WIB

ADU domba, fitnah, pemutarbalikkan fakta, dan memusuhi agama baik ajaran atau ulama adalah gaya PKI dan kader Komunis dalam menjalankan misi melalui apa yang disebut dengan agitasi dan propaganda.

Kasus RUU HIP hingga BPIP dan pembakaran baliho Habib Rizieq Shihab adalah aktualisasi misi di saat kiwari. Hura-hura ala Gerwani ikut mewarnai berbagai aksi.

Dulu Masyumi, HMI, dan ulama menjadi sasaran propaganda PKI sebagai batu loncatan penting untuk konsolidasi diri menuju "angkatan kelima".

Kini "hantu-hantu" itu dibuat kembali oleh neo PKI dan kader kader Komunis. Isu radikalisme, kaum intoleran, khilafah, dan HRS adalah "musuh buatan" untuk konsolidasi kekuatan kaum kiri baru.

Di tengah krisis ekonomi dan kesehatan, bangsa Indonesia dibuat gerah oleh  pertumbuhan gerakan komunisme yang lebih masif. Ada upaya untuk bangkit.

Presiden Jokowi yang diam saja bahkan cenderung menafikan kondisi yang menggelisahkan ini mengingatkan kita pada Soekarno yang "berapologi" tentang pentingnya keberadaan dan pertumbuhan PKI. Pidato "subur, subur, suburlah PKI" menjadi angin segar bagi PKI untuk kelak mencoba kudeta.

Peran dan posisi Soekarno yang hingga kini masih misterius dalam peristiwa G 30 S PKI tak boleh diulangi oleh Presiden Jokowi.

Umat Islam dituntut peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan politik yang mungkin lebih cepat dari yang diperkirakan.

Keberadaan neo PKI dan komunisme bukan kekuatan yang harus dipandang kecil, diremehkan, atau ditertawakan. Menjadi berbahaya di tengah rezim yang lemah tingkat kepedulian dan permisif pada pergerakannya.

Umat Islam nyatanya harus berjuang sendiri. Sementara insitusi kenegaraan bungkam bahkan terkesan protektif. Tak ada sinyal atau peringatan untuk mewaspadainya.

Presiden Jokowi belum sekalipun berpidato yang menyinggjng soal neo PKI dan bahaya komunisme. Bahkan nyaman-nyaman saja bergaul dengan "mbah"nya komunis, negara Cina.

Walaupun dengan daya dukung politik yang kecil, umat Islam akan tetap menjadi garda terdepan dalam melawan bangkitnya neo PKI dan komunisme. Bersama dengan elemen masyarakat anti komunis lainnya dipastikan siap bergerak untuk melawan dan membasmi musuh agama, bangsa, dan negara.

Pemerintah seharusnya "alert" terhadap penyusup mahir neo PKI dan komunis. Para penyamar ideologi musang berbulu ayam. Pendusta kebenaran, kejujuran dan keadilan.

Umat dan elemen anti komunis telah meniup pluit untuk berjalan di rel perlawanan.

Pemerintah harus bersama. Akan tetapi jika tidak, janganlah menghalangi di depan. Jika menghalangi juga maka kereta akan terus bergerak cepat. Menabrak dan menggilas siapapun penghalang.

Untuk neo PKI dan komunisme tak ada toleransi dan negoisasi. Militansi adalah spirit nurani. Sebagaimana biasa ketika melawan penjajah berlaku prinsip "hidup atau mati". "Kill or to be killed". Hidup mulia atau mati syahid.

Umat tak pernah gentar atau mundur. Berjuang dan berkorban adalah ibadah. Mencari ridlo Ilahi.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan keagamaan.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya