Bagi ekonom muda dari Indef, Bhima Yudhistira/Net
Presiden Joko Widodo dinilai terlalu berlebihan dan cenderung ambisius dalam mengumbar pernyataan ke publik. Khususnya mengenai proyeksi bahwa Indonesia masuk ke kelompok negara pemulihan ekonomi tercepat setelah China.
Bagi ekonom muda dari Indef, Bhima Yudhistira, target Jokowi itu seperti mimpi yang terlalu mengada-ada.
Baca:
Jokowi: Indonesia Diproyeksikan Masuk Kelompok Pemulihan Ekonomi Tercepat“Ya, ini namanya target super ambisius bak mimpi,†sindirnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/7).
Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Sebab, grafik kasus corona di Indonesia masih konsisten merangkak naik. Bahkan kemarin angkanya tembus 100 ribu atau jauh di atas China.
Seharusnya, Jokowi fokus untuk menangani sebaran pandemik ini ketimbang mengurus masalah ekonomi.
“Sebab tidak ada pemulihan ekonomi tanpa terlebih dulu fokus atasi pandemik,†terangnya.
Penanganan corona makin jauh panggang dari api mengingat serapan anggaran bidang kesehatan baru terealisasi 7 persen. Sedang untuk masalah ekonomi, stimulus UMKM baru terserap 25 persen per 22 Juli.
“Jadi bagaimana bisa cepat pulih kalau UMKM yang selalu jadi motor pemulihan di tiap krisis tidak mendapatkan perhatian yang serius. Stimulusnya juga cenderung mengamankan korporasi bukan kepentingan ekonomi rakyat,†tutupnya.