Berita

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin/Net

Politik

Bungkam Pencalonan Gibran Di Pilwalkot Solo, Said Salahudin: Pernyataan PSI Tolak Oligarki Bualan Belaka!

SABTU, 18 JULI 2020 | 16:35 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Bentuk memelihara politik dinasti yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo dengan memuluskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka untuk direkomendasi PDIP maju di pemilihan kepala daerah Kota Solo tidak sama sekali dikritik oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Padahal pada masa awal pendiriannya, tepatnya pada tahun 2015 silam, Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni menyatakan bahwa partainya bakal menolak keras bentuk oligarki politik bernama politik dinasti yang sedang nyata terjadi sekarang ini.

Hal inilah yang disayangkan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin, karena sikap diamnya PSI memperjelas prinsip menolak dinasti politik yang hanya omong kosong saja.

"Kalau begitu ceritanya, maka apa yang dinyatakan PSI itu sekadar bualan belaka," ujar Said Salahudin saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/7).

Secara logis, dijelaskan jebolan Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini, sikap diam memiliki arti persetujuan atas suatu hal yang terjadi.

Artinya, PSI sebagai partai baru menghianati prinsipnya menolak dinasti politik.

"Kan diam itu bisa dimaknai setuju. Diam itu kan upaya menyelamatkan diri. Karena kalau ingin menolak dia khawatir kader-kadernya yang duduk di pemerintahan bisa saja di reshuffle," terang Said Salahudin.

Tapi untuk mengatakan menerima dianggap banci, tidak konsisten, karena dulu menolak sekarang menerima. Maka sekarang dia mengambil sikap aman, yaitu dengan diam," sambungnya.

Di sisi yang lain, Said juga melihat PSI tidak bisa memanfaatkan momentum pencalonan Gibran di perhelatan Pilkada Solo tahun ini sebagai upaya menunjukkan konsistensinya sebagai partai yang menolak politik dinasti.

"Semestinya PSI jangan melewatkan momentum ini untuk mengatakan itu (menolak bentuk oligarki) kepada publik. Jadi kalau dia (PSI) sekarang diam, dia tidak memanfaatkan momentum itu untuk dipuji oleh publik," demikian Said Salahudin menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya