Berita

Jaya Suprana/Ist

Jaya Suprana

Seribu Teman Masih Kurang, Satu Musuh Terlalu Banyak

SABTU, 27 JUNI 2020 | 19:43 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SATU diantara sekian banyak hikmah akibat pagebluk Corona adalah umat manusia bersatupadu dalam melawan angkara murka Covid-19. Namun ada pula manusia yang tidak sudi bersatupadu demi melanjutkan angkara murka kebencian memecah-belah umat manusia seperti yang dilakukan Amerika Serikat terhadap China, Kuba, Venezuela, Iran, Yaman, Suriah, Korea Utara.

Bahkan di Indonesia juga yang berpedoman Pancasila yang seharusnya lebih mengutamakan kasih-sayang ketimbang kebencian, ternyata masih saja ada yang bersemangat melanjutkan pelestarian angkara murka kekerasan batin mau pun ragawi terhadap sesama warga Indonesia akibat tampaknya memang sudah kronis menderita penyakit batin yang disebabkan oleh virus kebencian.

Falsafah


Memang banyak teori politik, antropologi, psikologi, sosiologi, etologi, kelirumologi dan lain-lain logi-logi berusaha menjelaskan kenapa manusia membenci agar manusia tidak gemar membenci. Saya pribadi selalu teringat kepada warisan wejangan ibunda saya yaitu seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak.

Memang di masyarakat yang memuja kekerasan, falsafah seperti itu dianggap muluk-muluk serta tidak realistis bahkan sekedar citra kelemahan seorang pengecut belaka. Andaikata Kurawa berpedoman hidup seperti ibunda saya, kemungkinan besar Bharatayudha tidak pernah terjadi.

Sama halnya jika Adolf Hitler menganggap  seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak maka dapat diyakini tidak ada pembantaian jutaan kaum Yahudi serta tidak ada Perang Dunia II.  Layak diyakini bahwa Stalin pasti tidak sepaham dengan ibunda saya.

Kebencian

Setelah menyimak sepak-terjang Donald Trump, saya menyimpulkan bahwa pengusaha yang menjadi penguasa ini fanatik berpaham satu teman terlalu banyak, seribu musuh masih kurang. Trump memberhalakan kebencian maka malah bahagia memiliki banyak musuh.

Bahkan terkesan Donald Duck eh Trump kerap ketagihan menampilkan gaya sikap dan perilaku profokatif demi memancing kebencian orang terhadap dirinya. Makin banyak musuh, Trump makin senang.  

Setelah gemar menyebut Virus Corona sebagai “Virus China” dan “Virus Wuhan”, maka terkini Trump kreatif bikin julukan baru untuk Covid-19 yaitu “Virus Kung-Flu”.

Mohon dimaafkan saya sengaja tidak menampilkan tokoh pemberhala kebencian di Indonesia, sebab saya memang penakut maka takut melukai perasaan pihak tertentu. Di masa perang kemerdekaan madzhab kebencian mungkin cocok demi melawan kaum penjajah, namun di masa setelah 75 tahun merdeka rasanya kurang tepat warga Indonesia membenci sesama warga Indonesia.

Kemanusiaan

Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya memang tidak setuju kebencian yang menurut keyakinan saya sangat tidak tepat untuk mengejawantahkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Pada dasarnya falsafah seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak siap didayagunakan sebagai pendamping falsafah kasih-sayang lain-lainnya yang mendukung keyakinan bahwa Kemanusiaan adalah Mahkota Peradaban.

Falsafah itu seperti misalnya segenap makna adiluhur yang terkandung di dalam falsafah ojo dumeh, jihad al nafs, fastabiqul khoirot, ajaran Jesus Kristus: Jangan Menghakimi serta warisan wejangan Gus Dur untuk senantiasa peduli dan belarasa terhadap amanat penderitaan kaum tertindas.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya