Berita

Tokoh muda Papua asal Boven Digul, Bernolfus Tingge, desak pemerintah lebih serius untuk menghentikan peredaran miras di Papua/Istimewa

Nusantara

Di Papua, Kematian Akibat Miras Lebih Banyak Dibanding Kematian Karena Covid-19

RABU, 24 JUNI 2020 | 16:32 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Peredaran minuman keras (miras) ilegal dan lemahnya penegakan hukum di lapangan membuat konsumsi miras di masyarakat Papua makin marak.

Hal tersebut berdampak terhadap peningkatan angka kematian dan rentetan masalah sosial lainnya. Bahkan angka kematian akibat miras ini jauh lebih banyak dari kematian akibat Covid-19.

"Isu miras di Papua secara khusus di Boven Digoel, tempat saya saat ini tinggal, memang memprihatinkan. Ini penyakit sosial yang harus secara total kita perangi," kata tokoh muda Papua, Bernolfus Tingge, dalam keterangannya, Rabu (24/6).


Ditegaskan Bernol, selama ini miras telah banyak menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat, terutama orang asli Papua. Karena miras, banyak kecelakaan lalu lintas yang berakibat hilangnya nyawa, bukan hanya si pemabuk tetapi juga orang lain yang tidak bersalah.

Tidak hanya itu, dampak miras juga membuat rumah tangga rusak dan terutama yang menjadi korban adalah istri dan anak-anak.

"Maka tentu saja kami selalu mengimbau masyarakat agar setop konsumsi miras dan kembali ke pola hidup sehat. Yang tentu juga harus dibarengi dengan upaya dari pemerintah untuk melakukan langkah pengendalian terutama peredarannya," tegas dia.

Menurut Bernol, sejauh ini Perda Miras tidak berjalan efektif karena implementasi yang lemah di lapangan. Bernol memberi contoh, Satgas Anti Miras di Kabupaten tidak berfungsi baik yang diduga karena daya dukung anggaran yang minim.

"Artinya komitmen untuk ini memang belum kuat. Padahal masalah Miras ini ada di depan mata. Kalau untuk Covid-19 yang banyak sembuhnya saja kita all out, harusnya perang terhadap miras juga demikian. Apalagi angka kematiannya sangat tinggi," demikian Bernol.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya