Berita

Protes anti-rasisme di Place de la Republique, Paris, Prancis/Net

Dunia

Diwarnai Gas Air Mata, Protes Anti-Rasisme Di Paris Berakhir Rusuh

MINGGU, 14 JUNI 2020 | 08:12 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Protes anti-rasisme di Paris, Prancis berubah menjadi rusuh setelah polisi anti huru hara menembakkan gas air mata kepada para demonstran.

Protes sendiri terjadi di Place de la Republique pada Sabtu (13/6). Di bawah patung Marianne yang melambangkan Republik Prancis, terlihat sebuah spanduk yang dipegang oleh para demonstran bertuliskan, "Saya harap saya tidak terbunuh karena menjadi hitam hari ini."

Di sana juga terdengar para demonstran menyerukan slogan "Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian".


Dilaporkan Reuters, bentrokan antara polisi dan demonstran pertama kali meletus setelah tiga jam protes berlangsung damai. Itu terjadi ketika polisi menolak izin penyelenggara untuk melakukan aksi ke Gedung Opera.

Penolakan polisi membuat beberapa demonstran melemparkan botol-botol, batu dan roda sepeda di garis polisi hingga satu tenda polisi berwarna oranye rusak.

Insiden tersebut membuat penyelenggara mendesak demonstran dengan anak-anak untuk meninggalkan area.

Protes anti-rasisme di Paris sendiri dipicu oleh protes serupa di Amerika Serikat (AS) karena meninggalnya warga kulit hitam, George Floyd, pada 25 Mei.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan, diskriminasi kebrutalan polisi terhadap kelompok atau ras tertenrtu bukan hanya ada di AS, melainkan seluruh dunia, termasuk Paris.

Misalnya kematian seorang imigran di Paris bernama Adama Traore setelah polisi menahannya. Ia diketahui meninggal usai tiga polisi menahannya dengan beban tubuh mereka.

"Kematian George Floyd memiliki gema yang kuat dalam kematian di Prancis adik lelaki saya. Apa yang terjadi di Amerika Serikat sedang terjadi di Prancis. Saudara-saudara kita sedang sekarat," ujar Assa Traore, kakak Adama Traore.

Menjelang protes, warga di pinggiran Belleville diisi beragam etnis di Paris, mengaku telah menjadi korban kekerasan polisi.

“Saya sudah dihina, dipukul. Tetapi polisi tidak semuanya sama. Sayangnya, minoritas ini menyakiti polisi," ujar seorang warga keturunan Aljazair, Karim.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya