Berita

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 membuat banyak hal berubah dalam tatanan global/Ilustrasi RMOL

Dunia

Pasca Pandemi Covid-19, Bagaimana 'New Normal' Dalam Hubungan Internasional?

JUMAT, 12 JUNI 2020 | 13:52 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Tatanan global serta hubungan internasional ikut terganggu akibat pandemi virus corona atau Covid-19 yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Betapa tidak, prinsip yang dibangun puluhan tahun soal keterbukaan dan globalisasi seakan runtuh begitu saja ketika pandemi Covid-19 terjadi.

Tidak sedikit negara dan wilayah di dunia menutup perbatasannya. Aktivitas transportasi terutama penerbangan juga dibatasi ketat. Semua pertemuan bilateral maupun multilateral pun diganti menjadi pertemuan virtual. Kerjasama ekonomi juga tidak sedikit yang terganggu.

Belum lagi isu-isu global yang semakin diperburuk dengan adanya pandemi Covid-19. Sebut saja perseteruan antara Amerika Serikat dan China. Tidak bisa dipungkiri bahwa rivalitas kedua negara itu justru semakin runcing akibat pandemi Covid-19.


"Persaingan ideologi sudah pasti, persaingan dagang masih terjadi, rivalitas di Laut China Selatan juga semakin terlihat, terlebih perkembangan di Hong Kong juga mempertajam rivalitas antara kedua negara," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam webinar bertajuk "Tren Geopolitik Di Tengah Covid-19" yang digelar oleh DPP Partai Golkar Bidang Media Penggalangan Opini (Jumat, 12/6).

"Belum lagi urusan yang terkait dengan virus (Covid-19), asal mula virus serta politisasi WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)," sambungnya.
Lantas, bagaimana tatanan global selanjutnya pasca Pandemi Covid-19?

"Ketika pra Covid-19, ketidakpastian global itu terjadi, maka pada masa Covid-19 dan pasca Covid-19, hal tersebut akan semakin menjadi sebuah keniscayaan," sambung Retno.

Dia menjelaskan bahwa Kementerian Luar Negeri RI memprediksi bentuk hubungan internasional yang akan terjadi dalam lima tahun mendatang, terutama pasca pandemi Covid-19.

"Pertama, menguatnya right wing politics dan politik transaksional. Sejumlah negara sudah mempertanyakan manfaat integrasi kawasan. Hal ini jelas akan menjadi ancaman terhadap multilateralisme dan regionalisme," papar Retno.

Namun, kata Retno, Indonesia tetap memiliki sikap tegas bahwa integrasi kawasan tetap harus dijaga di diperkuat.

"Karena isolasi bukanlah cara terbaik yang ditempuh untuk menghadapi pandemi, melainkan kerjasama," jelasnya.

Hal lain yang diprediksi akan terjadi dalam hubungan internasional pasca pandemi Covid-19 adalah meluasnya self-help berbasis unilateralisme.

"Setiap negara berusaha mengurangi ketergantungan terhadap negara lain. Ini membuat setiap negara mengoptimalkan kapasitas Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM)," ujar Retno.

Terkait dengan hal ini, sambungnya, Indonesia juga perlu untuk melakukan hal serupa, mengingat semua yang diperlukan sudah ada di dalam negeri, seperti SDA, SDM dan pasar.

Hal lain yang juga tidak bisa dihindarikan terjadi di tatanan global pasca pandemi Covid-19 adalah terjadinya instabilitas global serta meningkatnya kegiatan berbasis teknologi. Kondisi ini membuat keamanan komunikasi berbasis teknologi juga akan menjadi isu hangat yang disorot dunia.

"Manajemen keamanan komunikasi, tantangan keaman siber, ini harus jadi perhatian kita semua," papar Retno.

Meski demikian, Rento menekankan bahwa di masa sulit seperti ini, kunci utama yang harus dipegang teguh adalah kerjasama dan kolaborasi.

"Pengamat ada yang mengatakan, what is killing us? Not connection, but connection without colaboration," demikian Retno.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya