Berita

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in saat bertemu di Zona Demiliterisasi, Panmunjom pada 2018/Net

Dunia

Kembali Panas, Korea Utara Putuskan Komunikasi Dengan Korea Selatan

SELASA, 09 JUNI 2020 | 08:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Korea Utara memberikan pernyataan mengejutkan dengan akan memutus hotline dengan Korea Selatan sebagai langkah pertama untuk menutup kontak kedua negara.

Keputusan tersebut diambil di tengah ketegangan kedua belah pihak. Di mana selama beberapa hari terakhir, Korea Utara mengecam Korea Selatan karena selebaran yang dikirim oleh pembelot di pos perbatasan.

Korea Utara bahkan mengancam akan menutup kantor penghubung antar-Korea dan proyek-proyek lainnya, termasuk membatalkan Pakta Militer 2018, jika Korea Selatan tidak menghentikan aksi para pembelot.

Pejabat tinggi pemerintah di Korea Utara, termasuk saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, Kim Yo Jong dan wakil ketua Komite Sentral dari Partai Pekerja Korea, Kim Yong Chol, memutuskan tindakan ke arah Selatan harus sepenuhnya seperti tindakan melawan musuh.

Dilaporkan KCNA yang dikutip dari Reuters, sebagai langkah pertama, pada Selasa siang (9/6), Korea Utara akan menutup jalur komunikasi di kantor penghubung antar-Korea, dan hotline antara dua militer serta kantor kepresidenan.

Dalam laporannya, KCNA mengatakan orang-orang Korea Utara marah dengan perilaku licik Korea Selatan. Pasalnya, pihak berwenang Korea Selatan, secara tidak bertanggung jawan, membiarkan para pembelot merusak martabat para pemimpin Korea Utara.

"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan tidak ada masalah untuk berdiskusi dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami," tulis KCNA.

Sementara itu, Daniel Wertz dari Komite Nasional Korea Utara yang berbasis di AS mengungkapkan, langkah pemutusan komunikasi tersebut sangatlah berbahaya.

"Saluran komunikasi reguler sangat dibutuhkan selama krisis, dan untuk alasan itu Korea Utara memotongnya untuk menciptakan suasana risiko yang tinggi," tulis Wertz dalam akun Twitter-nya.

"Ini adalah permainan usang untuk Pyongyang, tapi tetap saja berbahaya," tekannya.

Kemunduran hubungan tersebut diketahui terjadi ketika Korea Selatan berusaha untuk membujuk Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dengan imbalan bantuan atas sanksi internasional terhadap Pyongyang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya