Berita

Salah satu pelajar, Kores Apam, berbicara kepada awak media dengan latar belakang kolam air yang biasa digunakan untuk mandi dan masak/RMOL Papua

Nusantara

Miris, 11 Pelajar Di Kota Merauke Bertahan Hidup Dengan Air Limbah Tetangga

JUMAT, 22 MEI 2020 | 10:44 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kondisi yang sangat memprihatinkan dialami 10 orang pelajar dan 1 orang mahasiswa di Kota Merauke, Papua. Mereka mandi, sikat gigi, bahkan minum dari air limbah tetangga.

Bahkan tempat untuk membuang hajat (WC) pun tidak mereka miliki. Selain itu, kolam yang biasa digunakan untuk mandi berdekatan dengan kandang binatang. Mereka terpaksa melakukan itu demi bertahan hidup.

Ironisnya, kehidupan yang jauh dari kata layak ini telah mereka jalani selama kurang lebih 6 tahun, namun luput dari perhatian Pemerintah Daerah. Padahal, tempat tinggal mereka masih sekitaran area Kota.


Diketahui, para pelajar dan mahasiswa ini datang dari Kabupaten Asmat untuk melanjutkan pendidikan. Namun, setibanya di Merauke tidak ada tempat tinggal yang bisa mereka tempati.

Pelajar yang paling tua, Kores Apam mengungkapkan, mereka terpaksa tinggal di tempat itu karena asrama yang disediakan tidak mampu menampung dia dan adik-adiknya.

Dilaporkan Kantor Berita RMOLPapua, akhirnya mereka memilih tinggal di suatu tempat yang diizinkan oleh pemilik tanah untuk ditempati, yaitu di jalan Noari berdekatan dengan SMA 2 Merauke.

“Kami mau tinggal di asrama tapi kami ada 11 orang, tidak bisa karena penuh. Jadi kami terpaksa tinggal di sini dan kami buat rumah sendiri,” ungkap Kores, mahasiswa semester 6 salah satu Perguruan Tinggi di Merauke.

Setelah keberadaan Kores dan adik-adiknya mulai diketahui publik,  sejumlah organisasi dan pengusaha mendatangi dan memberikan semangat sekaligus bantuan kepada 11 pemuda ini.

Mulai dari ORARI Lokal Merauke, HMI, Pemuda Katolik, KNPI, dan organisasi lainnya. Secara serentak mereka mendatangi tempat tinggal para pelajar dan menginventarisir kebutuhan mereka.

Dari data yang didapatkan kebutuhan mereka adalah 1 kubik kayu, 24 lembar seng, paku seng 3 kg, paku tujuh 5 kg, beras 50 Kg, lampu 2 buah, 1 belanga, tempat penampung air, dan 1 sendok nasi.

Sekretaris ORARI, Frans, menuturkan keprihatinannya atas kehidupan 11 pemuda ini. Ia berharap ada orang-orang baik yang akan membantu mereka.

“Saya prihatin dengan kehidupan anak-anak ini. Saat saya ketemu mereka langsung saya komunikasi dengan teman-teman yang peduli akhirnya banyak yang datang, terima kasih semua,” katanya dengan mata berkaca-kaca karena terharu dengan kepedulian dari sejumlah orang.

Realitas kehidupan ini menggambarkan kepada kita bahwa generasi muda Papua belum mendapatkan perhatian. Baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonominya.

Tidak heran jika mereka kemudian merasa terasingkan di negerinya sendiri.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya