Berita

Su-57/Net

Pertahanan

Menilik Su-57, Jet Siluman Rusia Yang Dikatakan Lebih Unggul Dari F-35

KAMIS, 14 MEI 2020 | 08:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jet tempur siluman Su-57 menjadi pesawat andalan paling mutakhir yang dimiliki Rusia sebagai penerus Su-27 Flanker. Pesawat generasi kelima ini diklaim memiliki kemampuan tempur yang sudah melampaui F-35 Lightning II.

Penamaan pesawat Sukhoi tersebut  juga memiliki arti tersendiri. Angka 5 berarti generasi kelima dan angka 7 diyakini sebagai angka keberuntungan.

Dengan segala teknologi yang dimiliki oleh jet siluman ini, Su-57 memiliki peran multi, mulai dara pertempuran udara ke udara maupun melancarkan serangan pada target di darat dan laut.


Terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Su-57 jika dibandingkan dengan F-35.

Kecepatan dan Ketinggian

Dari wawancara eksklusif dengan RT, pilot militer Rusia menyebut Su-57 sebagai satu-satunya pesawat tempur multifungsi generasi kelima yang bahkan mampu menggunakan rudal dengan kecepatan dan ketinggian berapa pun.

"Banyak informasi tentang Su-57 yang dirahasiakan secara ketat. Namun, saya dapat mengatakan bahwa tidak ada batasan pada pengoperasian pesawat atau penggunaan fitur tempur mengenai rentang kecepatan dan ketinggian," kata Wakil Komandan sekaligus pilot militer kelas pertama, Vladlen Russanov.

Russanov mengatakan, kecepatan Su-57 bisa mencapai Mach 2 atau  dua kali kecepatan suara pada mode normal. Namun dengan mode pembakar tambahan (afterburner) bisa mencapai Mach 2,45.

Sementara itu, F-35 sendiri memiliki sejumlah keterbatasan saat terbang dengan kecepatan supersonik. Bahkan menurut media AS Defense News yang dilaporkan baru-baru ini, terdapat masalah serius ketika pesawat tersebut terbang dengan kecepatan supersonik pada ketinggian yang sangat tingg, khusunya untuk F-35 versi B dan C. Di mana dengan kondisi tersebut, ekor, rangka baja pesawat, serta lapiran penyerap gelombang radar menjadi hancur.

"Orang Amerika belum berhasil membuat pesawat mereka berakselerasi dengan kecepatan lebih tinggi dari Mach 1,4 dan dapat terbang dengan stabil pada kecepatan seperti itu," jelas Russanov.

Dengan kondisi pertempuran udara saat ini, Russanov mengatakan, kualitas kecepatan adalah salah satu faktor kunci keberhasilan, sehingga memungkinkan pesawat mencapai garis deteksi target dan peluncuran rudal, serta melakukan manuver defensif.

Kendati Su-57 lebih efisien dan lebih unggul dari F-35, Russanov juga menyatakan, pertemuan kedua pesawat dalam jarak dekat tetap harus diperhitungkan. Menurutnya, kualitas senjata rudal, sistem elektronik pesawat, dan peperangan elektronik saat ini telah mengurangi secara signifikan kemungkinan untuk memasuki pertempuran udara klasik.

Beban Tempur

Selain unggul dalam kecepatan dan bermanuver di tempat yang lebih tinggi, Su-57 juga bisa membawa beban tempur yang lebih berat dibanding F-35. Jet siluman ini dikatakan bisa mengangkat 10 ton amunisi, sementara F-35 hanya 8 ton.

Peluncuran Rudal

Dikatakan oleh Russanov, penggunaan senjata rudal pada Su-57 sulit dideteksi oleh musuh karena konstruksi geometrik spesifik pesawat dan material komposit yang digunakan, terutama pada bagian pesawat tempat rudal jarak pendek berada. Sedangkan untuk rudal jarak menengah dan jauh, diluncurkan dengan pelontar khusus.

"Keunggulan luar biasa dari Su-57 adalah sudut pencarian yang lebih luas dari stasiun radar udara. Ini memungkinkan penggunaan rudal yang lebih aman, yang dilengkapi dengan hulu ledak mandiri," kata Russanov.

Ketika meluncurkan rudal, pilot Su-57 harus mengarahkan rudal ke musuh dengan bantuan sinar radar. Dalam kondisi ini, pesawat akan kehilangan kemampuan untuk melakukan manuver, di mana pilot juga harus memandu rudal menuju target. Kendati begitu, radar canggih Su-57 bisa memungkinkan pilot untuk mengalihkan jalur tembak rudal hingga beberapa puluh derajat dari garis tembak semula.

Dalam pengoperasian F-35, pesawat tersebut harus diam dalam satu posisi sepanjang waktu selama proses penembakan. Ia baru bisa merubah posisi ketika rudal sudah mencapai target.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya